Selasa, Agustus 5, 2025
28.2 C
Jakarta

Buat Tiga Keperluan Ini, Adaro Andalan Indonesia Bidik Dana IPO Rp4,594 Triliun

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), calon emiten perusahaan holding (yang menaungi perusahaan anak yang bergerak di bidang pertambangan batu bara, jasa pertambangan, aktivitas konsultasi manajemen lainnya, pengelolaan sumber daya air, ketenagalistrikan, dan jasa pengangkutan barang khusus), perkebunan buah kelapa sawit, perkebunan karet dan tanaman penghasil getah lainnya, menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) maksimal 778.689.200 saham. Jumlah ini setara dengan 10% dari modal ditempatkan dan disetor AADI setelah IPO.

Menurut prospektus AADI, dikutip dari laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (12/11/2024), AADI membuka harga penawaran awal di kisaran Rp4.590-5.900 per saham sehingga nilai keseluruhan IPO ini maksimal sebesar Rp4,594 triliun.

Masa penawaran awal (book building) dimulai pada 12-18 November 2024. Sedangkan, masa penawaran umum digelar pada 29 November 2024-03 Desember 2024, dan pencatatan saham di BEI pada 05 Desember 2024.

Menurut manajemen AADI, seluruh dana dari IPO setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk tiga keperluan. Pertama, sebesar 40% akan digunakan untuk keperluan pemberian pinjaman oleh AADI kepada perusahaan anak, yaitu MBP, untuk kegiatan investasi dan kegitan korporasi lainnya guna mendukung peningkatan aktivitas operasional MBP, seiring meningkatnya produksi batu bara Grup Perseroan..

Kedua, sebesar 15% akan digunakan oleh AADI untuk pembayaran kembali atas sebagian pinjaman berdasarkan perjanjian pinjaman tanggal 03 Mei 2024 dengan AI. Ketiga, sebesar 15% akan digunakan oleh AADI untuk pembayaran kembali kepada ADRO atas sebagian pokok atas pinjaman berdasarkan perjanjian pinjaman tanggal 24 Juni 2024.

Dari sisi kinerja keuangan AADI, total pendapatan usaha Grup Perseroan tercatat sebesar AS$2,656 miliar per Juni 2024. Hasil ini turun 18% dibandingkan dengan total pendapatan usaha Grup Perseroan sebesar AS$3,255 miliar per 30 Juni 2023.

Penurunan pendapatan usaha ini terutama disebabkan oleh turunnya harga jual rata-rata batu bara sebesar 23%, walaupun volume penjualan batu bara naik sebesar 5% untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan batu bara mencakup 96% dari total pendapatan usaha Grup Perseroan.

Seiring pendapatan, beban pokok pendapatan Grup Perseroan tercatat sebesar AS$1,879 miliar per Juni 2024, tturun 12% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar AS$2,134 miliar.

Penurunan harga batu bara per Juni 2024 mengakibatkan biaya royalti menurun sebesar 32% dari AS$771,871 juta menjadi AS$524,472 juta. Walaupun di sisi lain, peningkatan volume penjualan mengakibatkan kenaikan biaya pertambangan dan biaya pengangkutan dan bongkar muat masing-masing sebesar 9% menjadi AS$744,430 juta dari AS$680,768 juta dan sebesar 5% menjadi AS$203,198 juta dari AS$193,812 juta.

Laba bruto Grup Perseroan per Juni 2024 tercatat sebesar AS$777,172 juta, atau turun 31% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar AS$1,121 miliar. Hal tersebut terjadi sebagai akibat dari penurunan pendapatan yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan beban pokok pendapatan.

Laba periode berjalan Grup Perseroan per Juni 2024 tercatat sebesar AS$922,767 juta, naik 15% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 sebesar AS$804,759 juta. Beban usaha menurun sebesar 25% terutama dari penurunan beban penjualan dan pemasaran sebesar 40% dari AS$53,515 juta menjadi AS$32,096 juta. Selanjutnya, pada periode 2024, Grup Perseroan melakukan penjualan investasi pada perusahaan asosiasi dan membukukan keuntungan yang hanya terjadi satu kali dari penjualan tersebut sebesar AS$322,936 juta.

Sementara itu, total aset Grup Perseroan turun  23% menjadi AS$5,433 miliar per 30 Juni 2024 jika dibandingkan posisi per 31 Desember 2023 sebesar AS$7,062 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan total aset lancar sebesar 43% menjadi AS$1,875 miliar dari AS$3,270 miliar dan penurunan total aset tidak lancar sebesar 6% menjadi sebesar AS$3,557 miliar dari AS$3,792 miliar. Total aset terdiri dari 35% aset lancar dan 65% aset tidak lancar.

Adapun total liabilitas Grup Perseroan naik 19% menjadi AS$2,712 miliar per 30 Juni 2024 jika dibandingkan posisi per 31 Desember 2023 sebesar AS$2,272 miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh penurunan total liabilitas jangka pendek sebesar 15% menjadi AS$1,519 miliar dari AS$1,798 miliar. Sedangkan total liabilitas jangka panjang mengalami peningkatan sebesar 151% menjadi AS$1,192 miliar dari AS$474,146 juta. Total liabilitas terdiri dari 56% liabilitas jangka pendek dan 44% liabilitas jangka panjang.

Kemudian, ekuitas Grup Perseroan mengalami penurunan sebesar 43% menjadi AS$2,720 miliar per 30 Juni 2024 jika dibandingkan posisi per 31 Desember 2023 sebesar AS$4,790 miliar. Hal ini terutama disebabkan oleh adanya pembagian dividen interim untuk tahun 2024. (yan)

Artikel Terkait

BEI Cabut Suspensi, Saham DCII dan Emiten Ini Kembali Bisa Diperdagangkan Mulai Besok!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi membuka...

Pertahankan Kendali, Victoria Investama Serok 1,15% Saham BVIC, Habiskan Duit Segini

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Victoria Investama Tbk (VICO), pemegang...

SMMA Siap Investasi di Asuransi Jiwa Generali Indonesia,  Setor Duit Segini!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Manajemen PT Sinar Mas Multiartha Tbk...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru