STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bekerjasama dengan Universitas Gajah Mada (UGM) menjalankan progam penelitian dan pengambangan (research and development) batubara kalori rendah menjadi asam humat.
Peluncuran prototype asam humat dilakukan di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP), Peranap, Indragiri Hulu, Riau pada 12 Desember 2024. Prototype tersebut selanjutnya akan dikembangkan untuk menuju pilot project.
Seperti diketahui, asam humat merupakan zat organik (pupuk) yang dapat membantu menyuburkan dan meningkatkan kualitas tanah dengan cara memperbaiki struktur, menjaga kelembaban, dan membantu tanaman menyerap nutrisi lebih baik.
Arsal Ismail, Direktur Utama PTBA dalam keterangan tertulis, Selasa (17/12/2024) mengemukakan, Perseroan terus menjalankan transformasi untuk menjadi perusahaan energi kelas dunia yang peduli lingkungan. Untuk itu, dibutuhkan pengembangan inovasi-inovasi terkait dengan hilirisasi energi batubara guna menghadapi tantangan di masa depan.
“Penelitian dan pengembangan batubara menjadi asam humat merupakan salah satu upaya kami untuk menghadirkan produk turunan dari batubara sehingga sejalan dengan kebijakan pemerintah yang mendorong hilirisasi guna meningkatkan nilai tambah di dalam negeri,” katanya.
Dia menambahkan, hilirisasi batubara menjadi asam humat juga mendukung program Astacita pemerintah dalam hal swasembada pangan yang saat ini menjadi prioritas. Pengembangan batubara menjadi asam humat akan membantu pemenuhan produk pupuk demi mendukung ketahanan pangan nasional.
“Prototype asam humat ini adalah awal dari perjalanan panjang menuju pengembangan produk yang bernilai tinggi. Kami optimis bahwa inovasi ini akan memberikan manfaat besar tidak hanya dari sisi ekonomi tapi juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pembangunan berkelanjutan,” ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, Profesor Dr. Ferian Anggara, Koordinator Tim Peneliti UGM mengatakan, hasil riset awal menunjukkan batubara kalori rendah dari IUP Peranap dapat menghasilkan asam humat yang berkualitas.
“Asam humat yang dihasilkan dari batubara kalori rendah dapat meningkatkan kesuburan tanah, menstabilkan dan memperbaiki tanah. Dengan produk asam humat, kita dapat memanfaatkan lahan kritis. Kita juga bisa menggunakan komposisi asam humat sebagai penambah unsur hara dan menyesuaikan kadar PH tanah,” ujarnya.
Ferian berharap, agar kolaborasi PTBA dan UGM dapat menghasilkan inovasi yang bisa memperluas pemanfaatan batubara, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Semoga dengan inovasi yang kita ciptakan, sumber daya batubara yang luar biasa besar di Indonesia dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat Indonesia,” ujarnya. (konrad)