STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham di kawasan Asia-Pasifik kompak melemah pada perdagangan Selasa (16/12/2025) waktu setempat. Pasar regional jatuh mengikuti penurunan Wall Street. Investor global terus melakukan rotasi keluar dari perdagangan sektor kecerdasan buatan (AI) di Amerika Serikat.
Mengutip CNBC International, pasar saham Korea Selatan memimpin kerugian di kawasan ini. Indeks Kospi anjlok 2,24% dan ditutup pada level 3.999,13. Ini merupakan kali pertama dalam hampir dua minggu Kospi jatuh di bawah angka 4.000. Indeks saham kapitalisasi kecil Kosdaq juga merosot 2,42% menjadi 916,11.
Saham Korea Zinc menjadi sorotan dengan penurunan tajam hampir 14%. Penurunan ini terjadi setelah perusahaan dikabarkan setuju menjual saham senilai US$ 1,9 miliar. Saham tersebut dijual kepada usaha patungan yang dikendalikan pemerintah AS dan investor strategis anonim berbasis di AS.
Kabar korporasi lainnya datang dari perusahaan pengobatan medis ADEL. Mereka menandatangani kesepakatan pengembangan obat dengan raksasa farmasi Prancis, Sanofi. Nilai kesepakatan tersebut mencapai hingga US$ 1,04 miliar.
Pelemahan pasar Asia mengekor sentimen negatif dari AS. Saham-saham terkait AI seperti Oracle dan Broadcom masing-masing tergelincir lebih dari 5% dan 2%. Microsoft juga mengalami kerugian.
Beralih ke Hong Kong, indeks Hang Seng merosot 1,54% dan berakhir di posisi 25.235,41. Penurunan ini terseret oleh saham sektor bahan dasar dan pendidikan.
Di China daratan, indeks CSI 300 turun 1,2% ke level 4.497,55. Posisi ini menandai level terendah sejak 25 November. Indeks Shanghai juga tercatat melemah 1,11% ke 3.824,81.
Indeks Nikkei 225 Jepang jatuh 1,56% menjadi 49.383,29. Pelemahan ini dipicu oleh jatuhnya saham sektor keuangan dan energi. Indeks Topix juga turun 1,78% ke level 3.370,5.
Data ekonomi Jepang menunjukkan perlambatan. PMI komposit awal Jepang bulan Desember berada di angka 51,5. Angka ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 52.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 kehilangan 0,42%. Indeks ini membalikkan kenaikan awal dan ditutup pada 8.598,9.
Data ekonomi Australia juga menunjukkan tren serupa. Angka indeks manajer pembelian (PMI) awal dari S&P Global memperlihatkan aktivitas bisnis yang melambat. PMI komposit turun menjadi 51,1 pada Desember dari 52,6 pada November.
Sementara itu di India, indeks Nifty 50 turun 0,64% menjadi 25.860,10.
