STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik mengalami hari yang penuh gejolak pada penutupan perdagangan hari Rabu (9/10/2024) waktu setempat. Ini terutama terjadi di China yang mencatat penurunan tajam.
Mengutip CNBC International, indeks CSI 300 China terjun bebas hingga 7,05%, menghentikan reli kemenangan selama 10 hari. Indeks ini ditutup di level 3.955,98, menjadikannya salah satu hari terburuk bagi bursa China tahun ini. Aksi jual besar-besaran di bursa daratan membuat pasar penuh volatilitas.
Tidak hanya China, pasar saham Hong Kong juga mengalami tekanan. Indeks Hang Seng turun 1,7% menjelang penutupan setelah sehari sebelumnya jatuh 9,41%, yang merupakan penurunan terbesar dalam 16 tahun terakhir.
Namun, situasi di Jepang justru berbanding terbalik. Indeks Nikkei 225 naik 0,87%, berakhir di 39.277,96. Indeks Topix juga naik 0,3% dan ditutup di level 2.707,24. Kenaikan ini memberikan sedikit harapan bagi para investor, di tengah gejolak yang melanda bursa Asia.
Australia juga mencatat kenaikan, meskipun tipis. Indeks S&P/ASX 200 naik 0,13% dan berakhir di 8.187,4. Saat ini, para investor di kawasan Asia-Pasifik sedang menanti kebijakan moneter dari Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) dan Reserve Bank of India (RBI).
RBNZ memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 4,75%. Di sisi lain, RBI tetap mempertahankan suku bunga di level 6,5%.
Sementara itu, bursa saham Korea Selatan tutup hari ini karena libur nasional. Di Amerika Serikat, pasar justru mencatat kenaikan. Indeks S&P 500 naik 0,97%, Nasdaq Composite menguat 1,45%, dan Dow Jones Industrial Average naik 0,3%. Penurunan harga minyak mentah West Texas Intermediate sebesar 4,6% menjadi faktor penting, seiring para pedagang memantau situasi geopolitik terkait konflik di Timur Tengah.