STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik kompak bergerak menguat pada penutupan perdagangan Selasa sore (15/4/2025) waktu setempat.
Mengutip CNBC International, di Jepang, indeks Nikkei 225 naik 0,84% ke level 34.267,54. Indeks Topix juga ikut menguat 1% menuju posisi 2.513,35. Pasar merespons positif sentimen dari bursa Amerika Serikat yang terdongkrak saham-saham teknologi.
Korea Selatan juga mencatatkan kenaikan. Indeks Kospi ditutup naik 0,88% di level 2.477,41, sementara Kosdaq menguat 0,41% ke posisi 711,92.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 berakhir naik 0,17% menjadi 7.761,70. Sementara itu, indeks CNBC 100 Asia tercatat naik 1,29% ke level 9.743,74.
Pasar saham India mencetak lonjakan terbesar di kawasan. Indeks Nifty 50 melesat 2,18%, dan BSE Sensex naik 2,19% pada pukul 13.50 waktu setempat.
Hong Kong juga menutup hari dengan penguatan. Indeks Hang Seng naik 0,23% ke 21.466,27. Sementara itu, indeks CSI 300 di Tiongkok ditutup mendatar di level 3.761,23.
Investor kini menanti rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal I 2025 dari Tiongkok yang dijadwalkan besok. Data ini dianggap penting sebagai sinyal arah kebijakan ekonomi Beijing ke depan.
Yan Wang, Chief Emerging Markets & China Strategist di Alpine Macro, menyebut bahwa angka PDB kali ini akan memberi gambaran arah stimulus ekonomi Tiongkok ke depan.
“Kami memperkirakan kebijakan fiskal akan memimpin, termasuk dukungan untuk pembangunan infrastruktur, pembelian rumah, dan peningkatan peralatan rumah tangga,” tulis Wang dalam catatan riset pada Senin.
Ia juga menambahkan, “Dengan pelemahan dolar AS, bank sentral Tiongkok (PBoC) akan merasa lebih nyaman untuk memangkas suku bunga.”
Namun, beberapa lembaga investasi mulai merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Kepala Investasi DWS, Vincenzo Vedda, memperkirakan PDB Tiongkok bakal turun 1,3 poin persentase.
Vedda juga memprediksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat akan turun 0,6 poin persentase, sementara inflasi di negara itu bisa naik 1%.
Dari pasar global, sentimen positif datang dari Wall Street. Saham-saham teknologi memimpin penguatan usai muncul kabar bahwa Presiden AS Donald Trump memberikan pengecualian tarif secara mengejutkan.
Sementara itu, investor juga menantikan laporan keuangan kuartal pertama dan memantau rencana tarif tambahan dari Presiden Trump.
Departemen Perdagangan AS menyatakan akan menyelidiki dampak impor semikonduktor, peralatan manufaktur semikonduktor, serta produk farmasi terhadap keamanan nasional.