STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik kompak ditutup menguat pada akhir perdagangan Rabu sore (4/6/2025) waktu setempat. Kenaikan ini mengikuti reli Wall Street yang ditopang oleh lonjakan saham teknologi, khususnya Nvidia.
Mengutip CNBC International, Korea Selatan menjadi motor penggerak penguatan bursa Asia hari ini. Indeks Kospi melonjak 2,66% ke level 2.770,84. Ini menjadi posisi tertinggi sejak Agustus tahun lalu. Sementara itu, indeks Kosdaq yang berisi saham-saham berkapitalisasi kecil juga naik 1,34% ke 750,21.
Lonjakan saham Korea Selatan terjadi setelah Lee Jae-myung dari partai oposisi berhasil memenangkan pemilihan presiden. Kemenangan ini membawa harapan baru bagi investor terhadap arah kebijakan pasar modal Negeri Ginseng.
“Janji kampanye Lee memberikan perhatian besar pada upaya meningkatkan nilai pasar saham Korea,” ujar John Cho, manajer portofolio ekuitas Korea di J.P. Morgan Asset Management.
Lee berencana mengubah undang-undang komersial agar anggota dewan direksi wajib melindungi kepentingan pemegang saham minoritas. Menurut Cho, langkah ini akan mendorong pengambilan keputusan yang lebih berpihak pada peningkatan nilai perusahaan.
Cho juga memperkirakan pemerintah baru Korea Selatan akan meluncurkan stimulus fiskal agresif untuk mendorong pemulihan ekonomi. “Kami yakin ekonomi domestik akan bangkit pada paruh kedua 2024 hingga awal 2025,” jelasnya.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 naik 0,8% ke posisi 37.747,45. Indeks Topix juga menguat 0,51% menjadi 2.785,13. Pasar Jepang turut terdorong oleh sentimen positif dari sektor teknologi global.
Bursa Hong Kong juga ikut naik. Indeks Hang Seng bertambah 0,6% ke 23.654,03. Sementara indeks CSI 300 di Tiongkok Daratan naik tipis 0,43% ke 3.868,74.
Penguatan ini terjadi meskipun muncul komentar dari mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyebut bahwa kesepakatan dagang dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping “sangat sulit” untuk tercapai. Ketegangan perdagangan antara kedua negara kembali mencuat dan mendorong seruan agar para pemimpin segera berdialog.
Sementara itu, indeks S&P/ASX 200 di Australia ditutup naik 0,89% menjadi 8.541,80. Pertumbuhan ekonomi Australia pada kuartal I 2025 tercatat sebesar 1,3% secara tahunan, lebih rendah dari estimasi pasar sebesar 1,5%.
Di India, indeks Nifty 50 dan BSE Sensex masing-masing naik 0,29% pada pukul 14.00 waktu setempat.