STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia berakhir melemah tajam pada penutupan perdagangan hari Rabu sore (13/11/2024) waktu setempat. Setelah reli Wall Street kehilangan kekuatannya, mayoritas indeks di Asia ikut terpukul. Kemenangan kembali Donald Trump dalam pemilu AS menambah kecemasan investor akan kebijakan yang mungkin berdampak pada ekonomi global, terutama hubungan dagang dan stimulus dari Beijing.
Mengutip CNBC International, indeks Nikkei 225 di Jepang anjlok 1,66%, berakhir di level 38.721,66. Topix juga turun 1,21% ke 2.708,42. Salah satu faktor pendorongnya adalah inflasi produsen di Jepang yang naik 3,4% secara tahunan pada Oktober, melampaui perkiraan 3%. Kenaikan inflasi ini meningkatkan kekhawatiran akan tekanan harga yang bisa memengaruhi stabilitas pasar.
Korea Selatan juga mengalami tekanan berat. Indeks Kospi merosot 2,64% ke level 2.417,08, sedangkan Kosdaq jatuh lebih dalam, turun 2,94% ke 689,65. Ketidakpastian global dan arah kebijakan AS yang belum jelas membuat investor ragu.
Di Australia, indeks S&P/ASX 200 melemah 0,75%, berakhir di level 8.193,4. Sementara di Hong Kong, Hang Seng Index turun 0,45% di akhir perdagangan. Namun, berbeda dari yang lain, indeks utama China, CSI 300, justru mencatat kenaikan 0,62% ke level 4.110,89.
Di tengah ketidakpastian, ada sedikit optimisme dari beberapa indeks utama. Indeks Shanghai naik 0,51% ke level 3.439,28, dan indeks STI di Singapura menguat 0,24% ke 3.720,34. Penguatan ini didukung oleh stimulus dari Beijing yang menyasar perusahaan lokal, memberi sedikit harapan di tengah ketidakpastian global.