STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup melemah pada akhir perdagangan Jumat (5/9/2025) waktu setempat. Investor menyoroti laporan tenaga kerja Amerika Serikat yang menunjukkan pelemahan pasar kerja lebih besar dari perkiraan.
Mengutip CNBC International, indeks Stoxx Europe 600 yang mencakup saham-saham utama di kawasan Eropa, turun 0,2% setelah sempat menguat di awal perdagangan. Data ketenagakerjaan AS hanya mencatat tambahan 22.000 pekerjaan pada Agustus. Angka ini jauh di bawah ekspektasi ekonom yang memprediksi 75.000.
Dolar AS langsung tertekan setelah laporan dirilis. Euro dan pound sterling kompak menguat sekitar 0,8% terhadap dolar AS. Pasar menilai peluang The Federal Reserve memangkas suku bunga semakin besar.
Di sisi korporasi, saham Orsted naik 2,8%. Pengembang turbin angin asal Denmark itu mendapat persetujuan pemegang saham untuk rights issue darurat senilai US$9,4 miliar. Langkah ini diambil di tengah tekanan berkelanjutan dari Presiden AS Donald Trump terhadap proyek energi angin lepas pantai.
Awal pekan ini, Orsted bahkan menggugat pemerintahan Trump demi melanjutkan proyek ladang angin lepas pantai di New England yang sempat terhenti. Namun perusahaan memangkas proyeksi laba setahun penuh menjadi 24 miliar–27 miliar kroner Denmark atau sekitar US$3,75 miliar.
“Ini pengumuman negatif, dan kami masih menunggu prospektus rights issue yang diperkirakan terbit awal pekan depan,” tulis analis RBC Capital Markets dalam catatan riset.
Equinor, perusahaan energi asal Norwegia, juga memastikan akan ikut serta dalam aksi korporasi Orsted dengan kontribusi hampir US$1 miliar. Equinor tetap mempertahankan kepemilikan 10% saham di perusahaan itu.
Dari Inggris, data ritel mencatat penjualan naik 0,6% pada Juli. Angka ini lebih tinggi dari proyeksi ekonom 0,2%. Data dari Halifax juga menunjukkan harga rumah di Inggris meningkat 0,3% pada Agustus.
“Data terbaru menunjukkan ekonomi Inggris memiliki momentum cukup baik di awal kuartal ketiga. Namun wacana kenaikan pajak dalam anggaran November bisa membuat rumah tangga lebih berhati-hati,” ujar Paul Dales, Kepala Ekonom Inggris di Capital Economics.
