STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa Asia-Pasifik berakhir beragam pada penutupan perdagangan hari Rabu (25/9/2024) waktu setempat. Pasar saham Tiongkok memimpin penguatan berkat stimulus yang diumumkan pemerintah Beijing sehari sebelumnya. Namun, beberapa pasar utama Asia lainnya justru babak belur.
Mengutip CNBC International, indeks CSI 300 di Tiongkok Daratan ditutup naik 1,48% menjadi 3.401,53. Saham sektor konsumsi dan industri menjadi pendorong utama penguatan ini. Di Hong Kong, Hang Seng juga mengalami kenaikan 0,63% meskipun sempat melonjak lebih dari 3% di awal perdagangan.
Penguatan pasar saham di Negeri Tirai Bambu ini terjadi setelah Bank Sentral Tiongkok (PBOC) mengumumkan serangkaian langkah dukungan ekonomi. Itu termasuk pemotongan suku bunga fasilitas pinjaman jangka menengah (MLF) menjadi 2%, turun dari 2,3%. Ini adalah pemangkasan kedua dalam tiga bulan terakhir. Yuan offshore juga sempat menguat ke 6,995 terhadap dolar AS, melampaui level 7,00 untuk pertama kalinya sejak Mei 2023.
Namun, pasar saham di Asia lainnya bergerak bervariasi. Di Australia, indeks S&P/ASX 200 turun 0,19% ke level 8.126,4, memperpanjang tren penurunan dua hari berturut-turut. Investor di Australia masih mencerna data inflasi bulan Agustus, di mana indeks harga konsumen naik 2,7% year-on-year, sesuai ekspektasi.
Di Jepang, Nikkei 225 turun 0,19% dan ditutup di 37.870,26, sementara Topix kehilangan 0,23% ke posisi 2.650,5. Pasar saham Korea Selatan juga melemah, dengan Kospi turun signifikan sebesar 1,34% ke 2.596,32 setelah mengakhiri tren kenaikan enam hari berturut-turut. Indeks kecil Kosdaq juga melemah 0,85% menjadi 759,30.
Sementara itu, di Korea Selatan, pemerintah meluncurkan “Korea Value Up Index” yang akan mulai diperdagangkan minggu depan. Indeks ini terdiri dari 100 perusahaan, dengan saham-saham IT dan industri mendominasi lebih dari 40% komposisi indeks.