Kamis, Agustus 7, 2025
28.4 C
Jakarta

Bursa Saham Eropa Anjlok, Sektor Otomotif Tertekan Ancaman Tarif AS

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa melemah pada penutupan perdagangan Rabu (26/3/2025) waktu setempat. Sektor otomotif menjadi yang paling tertekan akibat ancaman tarif baru dari Amerika Serikat.

Mengutip CNBC International, indeks Stoxx 600, yang mencakup saham-saham di seluruh Eropa ditutup turun 0,7%, sementara sektor otomotif anjlok 2,6%.

Pelemahan ini terjadi setelah seorang pejabat Gedung Putih mengatakan kepada CNBC bahwa Presiden AS Donald Trump dapat segera mengumumkan kebijakan tarif baru pada Rabu waktu setempat. Pernyataan tersebut membuat pasar semakin khawatir terhadap dampak kebijakan perdagangan AS terhadap industri otomotif di Eropa.

Namun, di tengah pelemahan pasar saham regional, indeks FTSE 100 dan FTSE 250 Inggris justru menguat masing-masing 0,3% dan 0,28%. Kenaikan ini terjadi seiring dengan turunnya biaya pinjaman pemerintah Inggris setelah serangkaian pengumuman ekonomi dan fiskal yang disambut positif oleh pasar.

Imbal hasil obligasi pemerintah Inggris tenor 2 tahun dan 10 tahun turun sekitar 3 basis poin pada pukul 16:45 waktu London. Penurunan ini didorong oleh laporan inflasi Inggris yang menunjukkan angka lebih rendah dari perkiraan, turun menjadi 2,8% pada Februari. Data ini meningkatkan harapan bahwa Bank of England akan segera memangkas suku bunga tahun ini.

Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves juga menyampaikan pembaruan anggaran musim semi pada Rabu sore. Dalam pidatonya, ia menegaskan rencana pemotongan belanja miliaran poundsterling untuk sektor kesejahteraan dan bantuan luar negeri, serta langkah-langkah untuk memperketat pengawasan pajak. Pemerintah juga menegaskan kembali komitmennya untuk meningkatkan belanja pertahanan menjadi 2,5% dari PDB dan mereformasi peraturan perencanaan guna mendorong pertumbuhan ekonomi.

Tak lama setelah pidato Reeves, Kantor Manajemen Utang Inggris (DMO) mengumumkan rencana penerbitan obligasi (gilts) senilai £299,2 miliar (US$385,5 miliar) untuk tahun fiskal 2025-2026. Jumlah ini sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, namun sedikit di bawah perkiraan £304 miliar dalam survei yang dilakukan oleh Reuters.

George Lagarias, Kepala Ekonom di Forvis Mazars, menilai respons pasar terhadap langkah pemerintah cukup positif. “Reaksi pasar menunjukkan bahwa pemerintah berhasil mengkalibrasi ekspektasi dengan baik. Mereka ingin menegaskan kepada pasar keuangan bahwa mereka tidak akan sembarangan membelanjakan dana dan berharap investor akan mendanainya,” ujarnya kepada CNBC.

Ukuran paket obligasi ini diawasi ketat karena mencerminkan tingkat pasokan di pasar dalam setahun ke depan. Meski masih menjadi salah satu penerbitan terbesar dalam sejarah, Lagarias mengatakan bahwa reaksi pasar tetap positif mengingat ekspektasi yang sudah terbentuk sebelumnya.

“Imbal hasil gilt telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir, tetapi pemerintah telah membayar harga sebelumnya untuk menghindari volatilitas yang tidak terduga. Jika volatilitas tak terduga terjadi, itu bisa mengguncang pemerintahan,” tambahnya.

Artikel Terkait

Bursa Asia Menguat Tipis Meski Diwarnai Ancaman Tarif Baru dari Trump

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup bervariasi pada...

Wall Street Merah Lagi, Ancaman Tarif dan Data Ekonomi Tekan Pasar!

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street kompak ditutup melemah pada perdagangan...

Saham Chip Eropa Merosot Usai Trump Ancam Tarif Baru

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup menguat tipis...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru