Kamis, Agustus 7, 2025
29.8 C
Jakarta

Bursa Saham Eropa Melemah Meski Inflasi AS Melambat, Saham Ocado Melonjak 10%

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup melemah pada perdagangan Selasa (14/1/2025). Meskipun data inflasi di Amerika Serikat lebih rendah dari perkiraan, sentimen pasar tetap tertekan. Investor global masih mencermati dampak data ekonomi terbaru.

Mengutip CNBC International, indeks Stoxx 600, yang mencakup saham-saham di seluruh Eropa, melemah 0,08% ke level 508,28. Sempat menguat di awal sesi, indeks ini berakhir di zona merah. Sektor minyak dan gas menjadi yang paling terpukul, turun 0,73%. Penurunan ini dipicu oleh pernyataan BP bahwa laba kuartal keempatnya akan berkurang hingga US$300 juta karena margin kilang yang melemah.

Saham ritel juga mengalami tekanan. Saham JD Sports, pengecer pakaian olahraga asal Inggris, mendekati posisi terbawah indeks setelah menurunkan proyeksi laba.

Di tengah pelemahan ini, saham Ocado mencuri perhatian. Pengecer bahan makanan asal Inggris ini melesat 9,6%. Lonjakan ini terjadi setelah perusahaan melaporkan penjualan Natal yang mencetak rekor tertinggi.

Kinerja indeks di pasar nasional beragam. FTSE 100 Inggris turun 0,28% ke 8.201,54. Indeks DAX Jerman naik 0,69% ke 20.271,33. CAC 40 Prancis menguat 0,2% ke 7.423,67. Sementara itu, FTSE MIB Italia melonjak 0,93% ke 35.124,59, dan IBEX 35 Spanyol naik 0,55% ke 11.752,1.

Data dari AS menunjukkan indeks harga produsen (PPI) hanya naik 0,2% pada Desember. Angka ini lebih rendah dari perkiraan pasar sebesar 0,4%. Harapan bahwa inflasi AS mulai terkendali meningkat. Namun, investor masih menanti rilis indeks harga konsumen (CPI) pada Rabu untuk melihat langkah Federal Reserve selanjutnya.

Di Inggris, tekanan pada aset domestik terus berlanjut. Imbal hasil obligasi pemerintah Inggris stabil setelah kenaikan sebelumnya. Di sisi lain, dolar AS dan euro menguat terhadap pound sterling.

Di Prancis, imbal hasil obligasi naik setelah Perdana Menteri Francois Bayrou mengumumkan pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2025 dari 1,1% menjadi 0,9%. Hal ini menambah kekhawatiran pasar terhadap prospek ekonomi kawasan.

Artikel Terkait

Wall Street Ditutup Menguat, Apple Jadi Pendorong Utama Pasar

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup menguat pada perdagangan hari...

Bursa Saham Swiss Melemah Saat Pejabat Negara Bertolak ke AS Bahas Tarif

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup bervariasi pada...

Bursa Asia Menguat Tipis Meski Diwarnai Ancaman Tarif Baru dari Trump

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup bervariasi pada...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru