Selasa, September 30, 2025
27.3 C
Jakarta

Chandra Asri (TPIA) Berhasil Cetak Laba US$1,626 Miliar di Semester I 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) berhasil mencatat laba bersih sebesar US$1,626 miliar pada semester I 2025. Hal itu disampaikan Andre Khor, Chief Financial Officer dan Direktur TPIA dalam keterangan tertulis, Selasa (30/9/2025).

Andre menyampaikan, dengan keberhasilan akuisisi Aster Chemicals and Energy Pte. Ltd. (Aster) dari Shell pada 01 April 2025, Perseroan berhasil mencatat lonjakan laba bersih sebesar 3.617,9% menjadi US$1,626 miliar atau US$0,01780 per saham sepanjang semester I 2025. Padahal di periode yang sama tahun 2024, Perseroan mencatat rugi tahun berjalan US$46,227 juta atau US$0,0007 per saham. Adjusted EBITDA naik tajam hingga 9.764,2% menjadi US$ 1,76 miliar dari hanya US$ 17,9 juta.

Perseroan mencatat pendapatan bersih US$2,913 miliar per Juni 2025, meningkat 236,2% dari US$866,5 juta per Juni 2024. Pendapatan per Juni 2025 itu berasal dari kilang sebesar US$1,169 miliar, segmen kimia US$ 1,68 miliar, dan segmen infrastruktur US$ 56,7 juta.

“Kontributor utama pencapaian ini adalah pencatatan keuntungan dari pembelian dengan harga rendah (bargain purchase accounting) atau negative goodwill yang berasal dari akuisisi tersebut. Hal ini mencerminkan nilai tambah yang luar biasa dari aksi korporasi kami baru-baru ini, yang tidak hanya mendorong kinerja kami namun juga memperkuat struktur neraca keuangan,” kata Andre.

Posisi keuangan juga TPIA ikut menguat. Total aset per 30 Juni 2025 tercatat US$ 10,68 miliar, naik 88,7% dibanding akhir 2024. Ekuitas meningkat 62,2% menjadi US$ 4,76 miliar, sedangkan liabilitas melonjak 117,2% menjadi US$ 5,91 miliar.

Utang berbunga jangka panjang tercatat US$ 3,13 miliar atau naik 76,1% dari US$ 1,77 miliar di akhir 2024. Sementara kas dan setara kas ditambah surat berharga mencapai US$ 3,49 miliar, naik 65,8% dibanding posisi sebelumnya US$ 2,10 miliar.

Meski mencatat peningkatan besar dalam pendapatan dan laba, perseroan tetap menghadapi kenaikan beban pokok pendapatan yang mencapai US$ 2,97 miliar, naik 248,4% dari US$ 853,6 juta pada tahun sebelumnya. Hal ini membuat laba kotor tercatat negatif US$ 61,1 juta.

Andre mengatakan, akuisisi ini merupakan langkah besar dalam memperluas kehadiran regional Chandra Asri Group di sektor kimia, energi, dan infrastruktur, serta memberikan manfaat sinergi bagi Indonesia—mulai dari integrasi industri hingga peningkatan daya saing. Ini bukti dari efektivitas strategi konsolidasi kami yang memperkuat fondasi pertumbuhan di masa depan.

“Kami telah sukses melaksanakan Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering/IPO) dari platform infrastruktur Grup kami, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), pada 9 Juli 2025. Ini merupakan tonggak penting yang membuka peluang untuk menggalang modal dan meningkatkan eksposur pasar,” katanya.

CDIA mencetak rekor baru di Bursa Efek Indonesia, dengan oversubscription IPO sebesar 15 kali dari target awal Rp 2,4 triliun, menerima lebih dari 430 ribu pesanan dari sekitar 400 ribu investor. Capaian ini setara dengan rekor luar biasa sebesar 564 kali pada sistem e-pooling investor ritel.

Menurut Andre, hasil ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap arah pertumbuhan CDIA dan menegaskan ambisi kami untuk mengembangkan bisnis ini secara organik melalui empat pilar utama: energi, air, logistik, pelabuhan dan penyimpanan.

“Kami juga menyampaikan bahwa Chandra Asri Group telah berhasil memenuhi target kinerja dari pembiayaan sustainability-linked loan, sehingga memperoleh pengurangan margin dan menurunkan biaya pinjaman. Pencapaian ini menegaskan komitmen kuat Perseroan terhadap sustainability, khususnya melalui pengurangan emisi gas rumah kaca dan peningkatan peringkat sustainability dari pihak ketiga,” pungkas Andre.

Tonggak ini mencerminkan manajemen risiko sustainability yang kokoh serta kontribusi nyata Perseroan dalam transisi menuju ekonomi rendah karbon, dan merupakan bagian dari strategi pembiayaan sustainability yang lebih luas. Hal ini memperkuat posisi kami sebagai mitra pertumbuhan yang terpercaya dalam industri serta peserta aktif dalam agenda sustainability global.

Sebagai catatan, sejak akuisisi Aster pada 01 April 2025, laporan keuangan Aster telah sepenuhnya terintegrasi setelah dilakukan evaluasi menyeluruh untuk mencerminkan pencatatan akuntansi bargain purchase dan pencatatan negative goodwill karena sifat dari transaksi yang sangat meningkatkan nilai.

Akuisisi ini juga memungkinkan Chandra Asri Group untuk memasuki bisnis kilang serta memperluas lini produk di segmen kimia.

Artikel Terkait

Meski Pendapatan Naik, SRAJ Rugi Rp65,55 Miliar di Semester I 2025, Ini Penyebabnya

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Pendapatan bersih emiten pengelola rumah sakit,...

Tumbuh 63%, SMCB Cetak Laba Rp266,52 Miliar di Semester I 2025, Penopangnya Ini

STOCKWATCH (JAKARTA) - PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB)...

Pendapatan TEBE Anjlok 23,6%, Begini Penjelasan Manajemen ke BEI

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Manajemen PT Darma Henwa Tbk (TEBE)...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru