Rabu, Agustus 6, 2025
28.7 C
Jakarta

Dari 20 Calon Emiten Baru, Cuma 2 UMKM! BEI Turun Gunung Bikin Program Khusus!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) –. Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mendorong usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk melantai di bursa. Lewat berbagai program, BEI ingin semakin banyak perusahaan kecil dan menengah yang memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menyampaikan bahwa hingga 23 Mei 2025, terdapat 20 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI. Dari jumlah itu, 11 perusahaan termasuk kategori aset menengah, 7 masuk kategori aset besar, dan hanya 2 yang berasal dari kategori aset kecil.

“Jadi saat ini yang mendominasi adalah perusahaan aset menengah dan besar,” ujar Nyoman di Jakarta, Sabtu (24/5/2025).

Kategori aset ini merujuk pada klasifikasi sesuai Peraturan OJK No 53/POJK.04/2017. Perusahaan aset kecil memiliki aset maksimal Rp50 miliar, sementara aset menengah berada di kisaran lebih dari Rp50 miliar hingga Rp250 miliar.

Untuk mendorong lebih banyak UMKM go public, BEI menghadirkan berbagai inisiatif. Salah satunya adalah program IDX Incubator. Program ini dirancang untuk mendampingi perusahaan kecil dan menengah dalam mempersiapkan proses IPO.

“Dalam program ini, binaan akan memperoleh informasi secara menyeluruh mengenai proses, persyaratan, dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan go public,” jelas Nyoman.

BEI menargetkan perusahaan yang ikut IDX Incubator dapat melakukan IPO dalam kurun waktu tiga tahun. Program ini juga didukung berbagai pihak dari ekosistem pasar modal yang akan memberikan pendampingan.

Selain IDX Incubator, BEI juga rutin melakukan diskusi langsung dengan pemilik dan manajemen perusahaan di berbagai daerah. Kegiatan tersebut mencakup workshop, seminar, master class, hingga coaching clinic.

Sosialisasi juga dilakukan melalui media sosial, video testimoni, animasi edukatif, dan buku panduan go public. BEI bahkan memberikan pendampingan khusus satu per satu kepada perusahaan potensial.

Tak hanya itu, BEI juga menyediakan Papan Akselerasi. Papan ini dirancang khusus untuk perusahaan dengan aset kecil dan menengah. Di sini, persyaratan pencatatan lebih ringan dibandingkan Papan Pengembangan. Biaya pencatatan awal dan tahunan pun lebih rendah.

Bagi UMKM, go public bukan sekadar ajang cari modal. Ada banyak keuntungan lain yang bisa diraih. Salah satunya, akses pendanaan tanpa batas. Dengan dana segar dari publik, perusahaan bisa scale up dan tumbuh lebih cepat.

“Perusahaan memiliki kesempatan untuk scale up, percepatan pertumbuhan dengan penghimpunan dana publik dan percepatan implementasi GCG,” ujar Nyoman.

Go public juga membuka jalan untuk insentif pajak. Perusahaan bisa mendapatkan penurunan tarif PPh Badan. Pemegang saham pun bisa menikmati pajak jual beli saham yang lebih ringan dibandingkan ketika perusahaan masih berstatus tertutup.

Keuntungan lainnya adalah peningkatan citra dan profesionalisme perusahaan. Dengan status perusahaan terbuka, kepercayaan publik dan calon mitra bisnis pun meningkat. Ini karena perusahaan wajib menjalankan prinsip good corporate governance (GCG) dalam operasionalnya.

Namun, sebelum go public, UMKM harus melakukan banyak pembenahan. Hal utama yang harus diperhatikan adalah penerapan GCG. Perusahaan perlu membentuk struktur organisasi yang sesuai, seperti mengangkat komisaris independen, komite audit, unit audit eksternal, dan corporate secretary.

“Penerapan GCG yang baik akan meningkatkan profesionalisme dan kemandirian perusahaan,” jelas Nyoman.

Selain struktur organisasi, aspek legal, keuangan, dan pelaporan juga harus diperbaiki. Semua dokumen harus sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. BEI juga menekankan pentingnya aspek bisnis dan keberlanjutan usaha.

Hingga saat ini, sudah ada 228 perusahaan dengan aset di bawah Rp250 miliar yang resmi tercatat di BEI. Dari jumlah tersebut, 44 di antaranya tercatat di Papan Akselerasi.

BEI terus mendorong agar lebih banyak UMKM yang potensial bisa melantai di bursa. “Harapan kami Pasar Modal Indonesia ini dapat menjadi rumah pertumbuhan bagi para perusahaan, termasuk perusahaan dengan skala kecil dan menengah,” tutup Nyoman.

Artikel Terkait

Cipta Perdana (PART) Tarik Kredit Bank Central Asia, Dananya Buat Ini

STOCKWATCH.ID (JAKARTA)- PT Cipta Perdana Lancar Tbk (PART) telah...

IHSG Pagi Ini ke 7.534,447, Naik 0,26% Berkat Saham BREN, AMMN, CDIA, BRPT dan CUAN

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Dibuka di zona hijau di level...

3 Saham Ini Naik Gila-Gilaan, BEI Ingatkan Investor Waspada!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali memperingatkan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru