STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham dua emiten yang mengalami pergerakan harga tidak biasa. Dua saham tersebut adalah PT Andalan Sakti Primaindo Tbk (ASPI) dan PT CTbk (MFIN).
Penghentian perdagangan dilakukan pada sesi I, Selasa, 15 Juli 2025. Langkah ini diambil karena terjadi lonjakan dan penurunan harga kumulatif yang signifikan.
Dalam pengumuman resmi BEI nomor Peng-SPT-00117/BEI.WAS/07-2025, saham ASPI disetop sementara di Pasar Reguler dan Pasar Tunai. Tujuannya untuk melindungi investor dari potensi risiko akibat pergerakan harga yang tidak wajar.
“Sebagai bentuk perlindungan bagi investor, PT Bursa Efek Indonesia memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham PT Andalan Sakti Primaindo Tbk (ASPI),” ujar Pande Made Kusuma Ari A., Kepala Divisi Pengaturan & Operasional Perdagangan BEI, dalam keterbukaan informasi di laman BEI, dikutip Selasa (15/7/2025).
BEI juga menyetop sementara perdagangan saham MFIN lewat surat nomor Peng-SPT-00116/BEI.WAS/07-2025. Kebijakan ini diambil sebagai bentuk cooling down agar investor memiliki waktu mempertimbangkan keputusan investasinya dengan bijak.
“Penghentian ini dilakukan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar dalam mempertimbangkan secara matang setiap keputusan investasi,” lanjut Pande Made Kusuma Ari A.
Pada penutupan perdagangan Senin, 14 Juli 2025, saham ASPI melonjak Rp46 atau 17,69% ke posisi Rp306. Saham ini sempat menyentuh level tertinggi di Rp324 dan terendah di Rp276.
Kapitalisasi pasar ASPI tercatat sebesar Rp208,64 miliar. Rasio price to earnings (P/E ratio) berada di level 96,05. Dalam setahun terakhir, harga saham ASPI pernah menyentuh Rp458 sebagai harga tertinggi dan Rp102 sebagai yang terendah.
Sementara itu, saham MFIN justru merosot tajam. Harga sahamnya turun 210 poin atau 14,79% menjadi Rp1.210. Sepanjang sesi perdagangan, saham ini dibuka, diperdagangkan tertinggi, dan ditutup di level yang sama.
Dengan harga tersebut, kapitalisasi pasar MFIN mencapai Rp6,05 triliun. Rasio P/E berada di angka 12,45 dan dividend yield mencapai 5,13%. Dalam 12 bulan terakhir, saham MFIN pernah berada di level tertinggi Rp4.180 dan terendah Rp735,44.
Sebelumnya, BEI juga telah mengawasi pergerakan saham MFIN karena dinilai bergerak tak wajar. Saham ini sempat masuk dalam kategori Unusual Market Activity (UMA) akibat penurunan signifikan di luar kebiasaan.
BEI mengimbau kepada semua pihak agar selalu memperhatikan keterbukaan informasi dari masing-masing perusahaan.
Â