STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak dunia kembali longsor berjamaah pada penutupan perdagangan Rabu (22/2/2023). Tergelincirnya harga komoditas tersebut antara lain dipicu oleh kekhawatiran akan terjadi pelemahan permintaan. Ini seiring risalah rapat Federal Reserve (The Fed) yang mengindikasikkan bahwa tren kenaikan suku bunga masih akan berlanjut.
Dalam nota pertemuan The Fed Januari yang dirilis pada Rabu kemarin, terungkap bahwa mayoritas pejabat The Fed sepakat bakal ada kenaikan suku bunga lebih lanjut. Risalah rapat menyebutkan terdapat tanda-tanda inflasi turun. Kendati begitu, menaikan suku bunga lebih lanjut tetap diperlukan sampai akhirnya inflasi dapat terkendali. Kenaikan suku bunga The Fed akan menghambat pertumbuhan ekonomi dan permintaan bahan bakar minyak (BBM).
Merosotnya harga minyak mentah dunia juga disebabkan oleh penguatan nilai tukar dolar AS. Ini membuat komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang greenback tersebut lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April 2023 ditutup anjlok US$2,41 (3%) menjadi US$74,05 per barel di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April 2023 turun US$2,41 (3%) menjadi US$74,05 per barel di New York Mercantile Exchange.