STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia jatuh tergelincir pada penutupan perdagangan Selasa (19/9/2023) waktu setempat atau Rabu pagi (20/9/2023) WIB. Melemahnya harga komoditas ini dipicu oleh aksi ambil untung yang dilakukan para investor..
Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober 2023 ditutup terpangkas 28 sen menjadi US$91,20 per barel di New York Mercantile Exchange. Sebelumnya, WTI sempat mencapai US$ 93,74 per barel, level tertinggi sejak November.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman November 2023 berakhir tergerus 9 sen menjadi US$94,34 per barel di London ICE Futures Exchange. Brent sempat menyentuh US$95,96 per barel, tertinggi sejak November.
Setelah Brent mencapai US$95 per barel pada Selasa (19/9/2023), bank investasi UBS dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa pihaknya mulai melakukan aksi ambil untung.
Harga minyak mentah Brent diprediksi akan diperdagangkan pada kisaran US$90-100 per barel dalam beberapa bulan mendatang, dengan target akhir tahun sebesar US$95 per barel.
Harga minyak mentah dunia mulai melonjak sejak mencuatnya kekhawatiran terkait keterbatasan pasokan seiring pemangkasan produksi Arab Saudi dan Rusia. Kedua produsen minyak raksasa tersebut memperpanjang pengurangan produksi minyak mentah secara sukarela sebesar 1,3 barel per hari sampai akhir tahun 2023.
Pemerintah Rusia sedang mempertimbangkan untuk mengenakan bea ekspor pada semua jenis produk minyak sebesar US$250 per metrik ton. Angka ini jauh lebih tinggi dari biaya sekarang. Kebijakan tersebut rencananya mulai diberlakukan mulai 1 Oktober hingga Juni 2024. Ini untuk mengatasi kekurangan bahan bakar.