Kamis, Agustus 7, 2025
28.7 C
Jakarta

Dolar AS Bangkit Lagi! Kenaikan Pasca Pemilu Terus Berlanjut, Begini Penyebabnya!

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Indeks dolar AS kembali menguat pada penutupan perdagangan hari Rabu (20/11/2024) waktu setempat atau Kamis pagi (21/11/2024) WIB, setelah sebelumnya tertekan selama tiga hari berturut-turut. Penguatan ini terjadi seiring meningkatnya ekspektasi investor mengenai kebijakan suku bunga Federal Reserve dan rencana ekonomi Presiden terpilih AS, Donald Trump.

Mengutip CNBC International, indeks dolar, yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya, naik 0,53% menjadi 106,66. Sementara itu, euro melemah 0,56% menjadi US$1,0536.

Para investor kini fokus pada kebijakan suku bunga Fed. Pasca pemilu, dolar mencatatkan kenaikan hampir 3%. Hal ini karena investor berharap Federal Reserve akan memperlambat pemangkasan suku bunga. Kekhawatiran bahwa kebijakan Trump dapat memicu inflasi yang lebih tinggi turut mendorong ekspektasi tersebut.

Jay Hatfield, CEO Infrastructure Capital Advisors di New York, mengatakan bahwa banyak investor pesimis mengenai kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Fed. “Kami rasa pesimisme tentang pemangkasan suku bunga ini berlebihan,” ujarnya.

Ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga kini semakin berkurang. Pasar memperkirakan peluang Fed menurunkan suku bunga sebesar 0,25% pada pertemuan Desember hanya 59,1%, turun tajam dari 82,5% yang diperkirakan seminggu lalu.

Analis memperkirakan kebijakan suku bunga Fed akan lebih hati-hati dan tidak agresif. Beberapa pejabat Fed, termasuk Ketua Jerome Powell, telah menyatakan bahwa bank sentral akan sangat berhati-hati dalam menurunkan suku bunga.

Dolar AS juga menguat terhadap yen Jepang, naik 0,36% menjadi 155,2. Sejak awal Oktober, dolar telah menguat hampir 9% terhadap yen. Dolar bahkan sempat menembus angka 156 pekan lalu, memicu spekulasi bahwa Jepang mungkin akan melakukan intervensi untuk menstabilkan mata uangnya. 

Pasar kini juga menunggu keputusan Trump soal siapa yang akan diangkat menjadi Menteri Keuangan. Posisi ini sangat penting dalam menentukan kebijakan ekonomi AS, dan beberapa pilihan Trump sebelumnya menimbulkan keraguan mengenai kualifikasi mereka.

Mata uang lainnya juga menunjukkan pergerakan signifikan. Sterling melemah 0,17% menjadi US$1,266 setelah sebelumnya menguat, dipengaruhi oleh kenaikan inflasi di Inggris.

Di sisi lain, Bitcoin mencatatkan kenaikan sebesar 2,73%, mencapai US$94.752,00 untuk pertama kalinya. Kenaikan ini didorong oleh harapan bahwa Trump akan menciptakan regulasi yang lebih ramah terhadap cryptocurrency.

Artikel Terkait

Ini Cara Aktivasi Rekening Dormant BNI

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk...

Dolar AS Menguat, Pasar Tunggu Pengganti Gubernur The Fed Pilihan Trump

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

74% Emiten Cuan di Semester I 2025, Laba Naik 21%! Sektor Energi Malah Tekor!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Kinerja emiten di pasar modal Indonesia...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru