Rabu, Agustus 6, 2025
32.2 C
Jakarta

Dolar AS Bikin Bingung! Tarif Belum Jelas, Tapi Tetap Cuan Lawan Yen

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) bergerak variatif pada akhir perdagangan Jumat (30/5/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (31/5/2025) WIB. Meski begitu, mata uang ini tetap mencatatkan kenaikan bulanan terhadap yen Jepang.

Mengutip CNBC International, pasar kini mencermati kemungkinan tarif perdagangan akan tetap diberlakukan, meski Presiden Amerika Serikat Donald Trump tengah menghadapi gugatan hukum soal kewenangannya menetapkan bea masuk.

Sebelumnya, pengadilan perdagangan AS memutuskan bahwa Trump telah melampaui wewenangnya saat menetapkan tarif dan memerintahkan agar tarif tersebut dihentikan. Namun sehari kemudian, pengadilan banding federal membatalkan putusan itu dan sementara waktu mengembalikan tarif-tarif tersebut.

Meski belum jelas seberapa besar tarif yang akan tetap diterapkan, pelaku pasar meyakini bea tersebut akan tetap berlaku dalam beberapa bentuk.

“Kita akan tetap melihat ada tarif. Mungkin tidak seheboh yang diumumkan pada 2 April, tapi tetap akan ada,” ujar Steve Englander, Kepala Riset FX G10 Global dan Strategi Makro Amerika Utara di Standard Chartered Bank cabang New York.

Englander menambahkan, “Satu hal yang mungkin dilakukan putusan pengadilan ini adalah membatasi kejutan yang bisa dilontarkan Trump lewat pernyataan atau konferensi pers.”

Penasihat perdagangan Gedung Putih Peter Navarro juga mengatakan bahwa pemerintahan Trump akan mencari cara lain untuk menerapkan tarif jika akhirnya kalah di pengadilan.

Pernyataan ini sempat membuat dolar AS menguat sejenak. Terlebih setelah Trump menuduh China melanggar kesepakatan tarif dengan AS. Pernyataan itu muncul sehari setelah Menteri Keuangan Scott Bessent menyebut pembicaraan dagang AS-China sedang “sedikit mandek”.

Investor khawatir kebijakan tarif bisa memperlambat pertumbuhan dan memicu inflasi kembali. Namun kesepakatan untuk menunda kenaikan tarif terhadap China dan Uni Eropa telah sedikit meredakan kekhawatiran terhadap prospek ekonomi AS.

Tarif juga dianggap menjadi salah satu sumber pendapatan saat Kongres AS sedang menggodok RUU pemangkasan pajak penghasilan.

Sementara itu, rilis data pada Jumat menunjukkan bahwa belanja konsumen AS hanya naik tipis di April. Kenaikan ini melambat karena warga buru-buru belanja sebelum tarif impor naik. Inflasi juga tercatat lebih rendah selama bulan itu.

“Tidak ada data yang benar-benar mengejutkan pasar hingga mampu memicu pergerakan besar,” kata Englander.

Di sisi lain, laporan lain menyebut defisit perdagangan barang AS menyusut tajam pada April. Penyebabnya, lonjakan impor menjelang kenaikan tarif sudah mulai reda.

Kini pasar menunggu laporan ketenagakerjaan Mei yang akan dirilis Jumat pekan depan. Data ini dinilai penting setelah klaim pengangguran mingguan tercatat naik lebih tinggi dari perkiraan.

Euro turun 0,47% menjadi US$1,1317 dan bersiap menutup bulan ini dengan pelemahan tipis 0,05%. Ini menjadi penurunan bulanan pertama sejak Desember lalu.

Di Jerman, inflasi kembali melandai di Mei dan mendekati target 2% Bank Sentral Eropa. Hal ini memperkuat peluang pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.

Sementara itu, dolar AS turun 0,14% terhadap yen Jepang di level 143,99. Namun secara bulanan, dolar menguat 0,7% terhadap yen. Ini merupakan performa terbaik sejak Desember setelah sebelumnya melemah empat bulan berturut-turut.

Di Jepang, inflasi inti di Tokyo mencatat level tertinggi dalam dua tahun terakhir. Kenaikan harga pangan yang terus berlanjut membuat bank sentral Negeri Sakura berada dalam tekanan untuk kembali menaikkan suku bunga.

Artikel Terkait

Dolar AS Menguat, Pasar Tunggu Pengganti Gubernur The Fed Pilihan Trump

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

74% Emiten Cuan di Semester I 2025, Laba Naik 21%! Sektor Energi Malah Tekor!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Kinerja emiten di pasar modal Indonesia...

Kinerja Impresif Pasca IPO, Laba Bersih DKHH Capai 75% dari Target 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH),...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru