Kamis, Agustus 7, 2025
31 C
Jakarta

Dolar AS Melemah, Euro Menguat Usai Friedrich Merz Terpilih Jadi Kanselir Jerman

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap sejumlah mata uang utama pada penutupan perdagangan Selasa (6/5/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (7/5/2025) WIB. Pelemahan ini terjadi di tengah kekhawatiran pasar terkait belum adanya kepastian soal kesepakatan dagang dari pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

Mengutip CNBC International, dari sisi Eropa, euro justru menguat setelah parlemen Jerman resmi memilih Friedrich Merz sebagai Kanselir Jerman yang baru. Kemenangan Merz ini memberi dorongan positif bagi mata uang tunggal Eropa.

Euro tercatat naik 0,50% ke level US$1,1371. Sementara itu, dolar AS turun 0,86% terhadap yen Jepang ke posisi 142,445 yen.

Pasar menanti realisasi janji kesepakatan dagang yang sempat disampaikan Trump. Ia menyebut beberapa kesepakatan akan diumumkan pekan ini, termasuk dengan Tiongkok. Namun, hingga kini belum ada pernyataan resmi atau rincian yang disampaikan.

“Pasar mulai gugup karena waktu terus berjalan sejak diberlakukan jeda tarif 90 hari, tapi belum ada pengumuman yang berarti,” kata Eugene Epstein, Kepala Divisi Structuring North America di Moneycorp.

“Ada banyak sentimen positif, tapi karena tidak ada substansi formal yang saya lihat, pasar mulai tidak tenang lagi,” tambahnya.

Kondisi ini membuat dolar melemah terhadap sejumlah mata uang lain. Dolar Taiwan sempat menguat tajam, namun akhirnya melemah 2,6% ke posisi 29,931 per dolar AS akibat kekhawatiran pasar terkait tarif Trump.

Dolar Kanada justru menguat setelah Perdana Menteri Kanada Mark Carney menyatakan secara tegas kepada Trump bahwa Kanada bukan negara yang bisa diperjualbelikan. Dolar Kanada naik 0,39% terhadap dolar AS ke level C$1,38 per dolar.

Dolar AS juga melemah terhadap franc Swiss. Terakhir tercatat turun tipis 0,09% ke posisi 0,82145 franc. Ketua Bank Sentral Swiss, Martin Schlegel, menyatakan siap melakukan intervensi di pasar valuta asing dan menurunkan suku bunga ke bawah nol jika inflasi terus melambat.

Di sisi domestik, Departemen Perdagangan AS melaporkan defisit perdagangan AS naik 14% pada Maret menjadi US$140,5 miliar. Kenaikan ini terjadi karena lonjakan impor jelang pemberlakuan tarif oleh Trump.

Pelemahan dolar ini juga terjadi menjelang pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve yang dijadwalkan Rabu waktu setempat. The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga.

Namun, analis dari Macquarie yang dipimpin Thierry Wizman menilai Ketua The Fed Jerome Powell tidak akan memberikan arahan jelas soal respons terhadap kebijakan tarif.

“Kalau para trader berharap The Fed akan menyelamatkan dunia besok dan menenangkan ketidakpastian kebijakan dengan sinyal dovish, sebaiknya pikir lagi,” tulis mereka dalam catatan investor.

Sementara itu, pound sterling Inggris ikut menguat 0,61% ke posisi US$1,33780. Pasar saat ini juga mengantisipasi keputusan Bank of England yang diperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar seperempat poin pada Kamis mendatang.

Artikel Terkait

Bocoran Kinerja BTN Semester I 2025, Laporan Keuangan Dirilis Sebelum Akhir Bulan!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk...

Dolar AS Melemah, Pasar Yakin The Fed Bakal Potong Suku Bunga Lagi

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

Laba SBMA Melejit 26,84%, Pendapatan Juga Naik di Semester I-2025!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru