Rabu, Oktober 8, 2025
32.7 C
Jakarta

Dolar AS Melemah, Sinyal Pemangkasan Suku Bunga The Fed September Makin Kuat

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis terhadap euro pada penutupan perdagangan Selasa (12/8/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (13/8/2025) WIB. Pelemahan ini terjadi setelah data inflasi AS untuk Juli menunjukkan kenaikan moderat. Kondisi tersebut membuat peluang Federal Reserve memangkas suku bunga pada September tetap terbuka.

Mengutip CNBC International, Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan Indeks Harga Konsumen (CPI) naik 0,2% bulan lalu, setelah sebelumnya meningkat 0,3% pada Juni. Secara tahunan, inflasi tetap di 2,7%, sama seperti bulan sebelumnya. Angka ini sedikit di bawah proyeksi ekonom yang memperkirakan inflasi tahunan 2,8%.

“Inflasi inti masih tertahan, memberi ruang bagi pembuat kebijakan untuk mengambil langkah saat pasar tenaga kerja mulai menunjukkan pelemahan,” ujar Karl Schamotta, Chief Market Strategist di Corpay. Ia menambahkan, “Chair Powell sebaiknya menempatkan pemangkasan suku bunga September di meja pembahasan saat berbicara di Jackson Hole pada 21 Agustus.”

Sebelum rilis data ini, pelaku pasar sudah memperkirakan inflasi yang moderat akan memperkuat peluang pemangkasan suku bunga. Sentimen itu makin kuat setelah laporan ketenagakerjaan AS pekan lalu menunjukkan hasil yang lemah.

Euro yang sempat melemah berbalik menguat 0,06% menjadi US$1,16235. Dolar AS menipiskan kenaikan terhadap yen dan diperdagangkan naik 0,17% di 148,390 yen.

“Selisih imbal hasil mulai menyempit terhadap dolar di bagian kurva yang sensitif terhadap kebijakan, dan dolar terus mendapat tekanan jual dari mata uang negara maju lainnya,” kata Karl Schamotta. “Tekanan ini bisa berlanjut sampai akhir musim panas jika data berikutnya mengonfirmasi perlambatan ekonomi AS.”

Meski begitu, Schamotta mengingatkan masih ada ketidakpastian terkait dampak tarif terhadap pertumbuhan global. Menurutnya, arah dolar hingga akhir tahun masih sulit diprediksi.

Pasar juga menyoroti spekulasi pergantian pimpinan The Fed. Mantan Presiden Federal Reserve Bank St. Louis, James Bullard, menyatakan siap menjadi Ketua The Fed jika diminta. “Jika kita bisa menjaga nilai dolar, itu akan memberi kita suku bunga yang lebih rendah dalam jangka panjang, dengan inflasi rendah dan stabil, serta tetap menghormati independensi institusi sesuai Undang-Undang Federal Reserve,” ujarnya kepada CNBC.

Poundsterling Inggris menguat 0,4% menjadi US$1,34805 setelah data menunjukkan pasar tenaga kerja Inggris masih lemah, meski dengan laju pelemahan yang lebih lambat. Pertumbuhan upah yang tetap tinggi membuat Bank of England berhati-hati untuk memangkas suku bunga.

Dolar Australia melemah 0,3% menjadi US$0,64945 setelah bank sentral memangkas suku bunga 0,25 poin, sesuai perkiraan pasar. Reserve Bank of Australia (RBA) menyebut perlambatan inflasi dan pasar tenaga kerja yang lebih longgar sebagai alasan kebijakan ini, namun masih berhati-hati soal pemangkasan lanjutan. “Kami masih melihat peluang besar pemangkasan suku bunga pada November, dengan suku bunga bertahan di 3,35% untuk periode panjang,” kata Adam Boyton, Head of Australian Economics di ANZ.

Pasar valuta asing nyaris tak bereaksi terhadap keputusan Presiden AS Donald Trump memperpanjang penangguhan tarif tinggi atas impor dari China selama 90 hari.

Harga bitcoin bergerak stabil di sekitar US$119.395 setelah sempat menyentuh US$122.308 pada Senin. Angka ini mendekati rekor tertinggi US$123.153 yang dicapai pada pertengahan Juli.

Artikel Terkait

Dolar AS Menguat, Yen dan Euro Melemah di Tengah Ketidakpastian Politik Jepang dan Prancis

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

Krakatau Steel Lunasi Utang Lebih Cepat, Dapat Diskon Hingga 80% dari Bank

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS)...

Yen dan Euro Melemah, Dolar AS Menguat di Tengah Kekhawatiran Politik Jepang dan Prancis

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru