STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Dolar AS mengalami lonjakan signifikan pada penutupan perdagangan hari Jumat (1/11/2024) waktu setempat atau Sabtu pagi (2/11/2024) WIB. Kenaikan Greenback ini dipicu oleh data terbaru yang menunjukkan perlambatan tajam dalam pertumbuhan lapangan kerja di Amerika Serikat untuk bulan Oktober. Gangguan akibat badai dan pemogokan pekerja di pabrik kedirgantaraan menjadi faktor utama di balik penurunan ini.
Mengutip CNBC International, laporan dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS mencatat penambahan lapangan kerja nonpertanian hanya 12.000 pekerjaan. Angka ini jauh di bawah ekspektasi yang sebelumnya mencapai 113.000. Sebagai perbandingan, revisi untuk bulan September menunjukkan penambahan 223.000 pekerjaan.
Meski begitu, tingkat pengangguran di AS tetap stabil di angka 4,1%. Ini menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja masih cukup solid. Namun, dampak Badai Helene yang melanda wilayah Tenggara pada akhir September dan Badai Milton di Florida turut berkontribusi pada perlambatan ini. Selain itu, sekitar 41.400 pekerja, termasuk dari Boeing dan Textron, sedang mogok saat laporan pekerjaan bulan Oktober disusun.
Uto Shinohara, strategi investasi senior di Mesirow Chicago, menyatakan, “Indeks dolar telah sepenuhnya pulih sejak data dirilis pagi ini.” Dia menambahkan bahwa perhatian kini beralih pada ketidakpastian menjelang pemilihan presiden AS yang akan datang.
Survei menunjukkan persaingan ketat antara para kandidat. Risiko bahwa hasil pemilu mungkin tertunda semakin memperburuk ketegangan ini. Minggu depan akan sangat sibuk, terutama karena pertemuan Federal Reserve dijadwalkan hanya beberapa hari setelah pemilu.
Laporan pekerjaan yang mengecewakan ini memperkuat ekspektasi pasar untuk pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan ini. Dalam perdagangan, euro turun 0,4% terhadap dolar, menjadi US$1,084. Sementara itu, indeks dolar yang melacak kinerja greenback terhadap enam mata uang utama lainnya naik 0,36% menjadi 104,24.
Helen Given, direktur asosiasi perdagangan di Monex USA, menjelaskan, “Penting untuk melihat revisi ke bawah ini. Sebagian besar angka negatif berasal dari bulan Agustus, bukan September.” Dia menekankan bahwa gambaran untuk akhir tahun masih terlihat cukup stabil.