Rabu, Agustus 6, 2025
34.7 C
Jakarta

Dolar AS Menguat Jelang Keputusan The Fed, Pasar Masih Waspada Konflik Timur Tengah

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap sejumlah mata uang utama pada penutupan perdagangan Selasa (17/6/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (18/6/2025) WIB. Penguatan ini terjadi meskipun data ekonomi AS menunjukkan hasil yang beragam, sementara ketegangan geopolitik di Timur Tengah masih terus membayangi sentimen pasar.

Mengutip CNBC International, penguatan dolar terjadi usai data penjualan ritel AS bulan Mei tercatat lebih lemah dari ekspektasi. Meski begitu, belanja konsumen tetap terjaga berkat pertumbuhan upah yang solid.

Pada awalnya, dolar sempat melemah merespons data tersebut. Namun tak lama kemudian kembali menguat, menyusul interpretasi pasar terhadap data yang dinilai tidak sepenuhnya negatif. Dolar pun berhasil menghapus pelemahan yang sebelumnya sempat mendorong penguatan yen Jepang, usai keputusan suku bunga dari Bank of Japan (BOJ).

“Rilis data penjualan ritel yang lebih lemah dan data inflasi CPI yang juga lunak pekan lalu makin memicu spekulasi pemangkasan suku bunga, termasuk seruan dari Presiden AS Donald Trump untuk pemangkasan sebesar 100 basis poin,” kata Uto Shinohara, Senior Investment Strategist di Mesirow Currency Management. “Namun, dampak inflasi dari tarif impor belum sepenuhnya terasa.”

Pasar global sendiri masih dibayangi kecemasan akibat konflik antara Israel dan Iran yang kini memasuki hari kelima. Ketegangan ini menahan pergerakan risiko di pasar.

Trump menyatakan pada Selasa bahwa dirinya menginginkan penyelesaian nyata atas sengketa nuklir dengan Iran. Ia bahkan membuka kemungkinan mengirim pejabat tinggi AS untuk bertemu dengan pihak Republik Islam tersebut.

Sehari sebelumnya, Gedung Putih mengumumkan bahwa Trump meninggalkan KTT G7 di Kanada lebih awal karena perkembangan situasi di Timur Tengah. Presiden AS tersebut juga telah meminta Dewan Keamanan Nasional bersiap di ruang situasi (situation room).

“Pasar terus bergeser fokus antara perang di Timur Tengah dan perang dagang,” ujar Adam Button, Kepala Analis Mata Uang di ForexLive. “Jadi saya rasa, pasar sulit untuk benar-benar fokus pada data ekonomi, padahal keputusan The Fed sudah di depan mata.”

Akibat konflik ini, harga minyak mentah Brent turut terdongkrak naik.

Sementara itu, euro tercatat turun 0,7% ke level US$1,1481. Pound sterling juga melemah 1% terhadap dolar ke level US$1,343. Trump pada hari Senin menandatangani kesepakatan penurunan sebagian tarif atas impor dari Inggris, sebagai bagian dari langkah menuju kesepakatan dagang formal kedua negara.

Dolar Australia yang sensitif terhadap risiko juga turun 0,22% ke US$0,65103. Sedangkan terhadap sekeranjang mata uang lainnya, indeks dolar AS naik 0,3% menjadi 98,49.

Keputusan suku bunga dari Federal Reserve pada Rabu ini menjadi fokus utama para pelaku pasar valuta asing. Pasar memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan, namun investor tetap mencermati arah kebijakan ke depan.

“Dampak terhadap arah kebijakan The Fed saat ini masih campuran, dan mungkin baru akan terlihat jelas dalam beberapa bulan ke depan,” ujar Karl Schamotta, Chief Market Strategist di Corpay. “Untuk saat ini, risikonya rendah jika menunggu sebelum memangkas suku bunga lagi, jadi kami memperkirakan akan ada pernyataan yang agak hawkish dari pertemuan besok.”

Artikel Terkait

Dolar AS Menguat, Pasar Tunggu Pengganti Gubernur The Fed Pilihan Trump

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

74% Emiten Cuan di Semester I 2025, Laba Naik 21%! Sektor Energi Malah Tekor!

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Kinerja emiten di pasar modal Indonesia...

Kinerja Impresif Pasca IPO, Laba Bersih DKHH Capai 75% dari Target 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH),...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru