STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) kembali naik pada perdagangan Jumat (19/9/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (20/9/2025) WIB. Pergerakan ini terjadi setelah sempat melemah awal pekan ini. Mata uang Paman Sam itu menguat seiring pelaku pasar menilai ulang arah kebijakan The Federal Reserve pasca pemangkasan suku bunga.
Mengutip CNBC International, indeks Dolar AS, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,3% ke level 97,653. Meski begitu, sepanjang pekan ini posisinya relatif mendatar setelah sempat tertekan hingga 1% pada awal minggu.
The Fed memangkas suku bunga acuan 25 basis poin pada Rabu. Namun, bank sentral AS memberi sinyal penurunan selanjutnya akan berjalan lebih hati-hati. Proyeksi terbaru atau “dot plot” menunjukkan dua kali pemangkasan lagi tahun ini.
“Ini benar-benar pekan dengan dua sisi berbeda,” ujar Marc Chandler, Chief Market Strategist Bannockburn Forex.
Menurut Chandler, pandangan anggota dewan The Fed tidak se-dovish seperti yang tercermin dalam pernyataan resmi maupun kekhawatiran soal pasar tenaga kerja. Ia menilai dolar masih punya ruang untuk rebound. “Yang kami sampaikan ke klien adalah ini hanya pergerakan sementara. Jika harus menjual dolar, level yang lebih baik akan segera muncul,” katanya.
Sementara itu, poundsterling justru melemah tajam. Mata uang Inggris tersebut turun 0,6% ke US$1,347 dan mencatat penurunan dua hari terbesar sejak akhir Juli.
Penurunan sterling terjadi setelah data menunjukkan lonjakan utang pemerintah Inggris melampaui perkiraan. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran atas kemampuan Menteri Keuangan Rachel Reeves menjaga anggaran tetap terkendali.
“Meski data penjualan ritel Inggris pada Agustus lebih baik, data utang pemerintah menyoroti tantangan yang dihadapi Kanselir Reeves dalam menyusun anggaran November nanti,” ujar Jane Foley, Head FX Strategist Rabobank.
Di Asia, yen Jepang sempat melonjak setelah Bank of Japan (BOJ) memutuskan mempertahankan suku bunga di level 0,5%. Keputusan itu memunculkan perbedaan pandangan di internal dewan, membuat pasar berspekulasi kenaikan suku bunga bisa lebih cepat.
“Ini tidak terduga dan memberi sinyal kenaikan suku bunga mungkin datang lebih cepat dari perkiraan,” kata David Chao, Global Market Strategist Asia-Pasifik Invesco di Singapura.
Setelah pengumuman BOJ, dolar AS sempat turun 0,04% ke 147,93 yen sebelum akhirnya stabil. Gubernur BOJ Kazuo Ueda menegaskan bank sentral akan menaikkan suku bunga bila proyeksi ekonomi dan inflasi sesuai dengan perkiraan.
Dari Oseania, dolar Selandia Baru juga melemah 0,4%. Tekanan datang sehari setelah rilis data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan membuat pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga lebih agresif ke depan.