Kamis, Oktober 9, 2025
26.8 C
Jakarta

Dolar AS Menguat, Yen Melemah ke Level Terendah Sejak Februari

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) menguat pada perdagangan Rabu (8/10/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (9/10/2025) WIB. Penguatan dolar terjadi di tengah kekhawatiran pasar terhadap rencana stimulus fiskal di Jepang dan ketidakpastian politik di Prancis.

Mengutip CNBC International, Yen Jepang melemah ke posisi terendah sejak pertengahan Februari. Dolar terakhir tercatat naik 0,53% menjadi 152,71 yen, setelah sempat menyentuh level 152,99 yen, tertinggi sejak 14 Februari.

Kekalahan yen dipicu oleh hasil mengejutkan pemilihan Ketua Partai Demokrat Liberal Jepang pada Sabtu lalu yang dimenangkan oleh Sanae Takaichi. Pasar menilai pemerintahan Takaichi akan lebih condong pada kebijakan fiskal ekspansif seperti era “Abenomics”.

“Pasar berasumsi pemerintahan Takaichi akan menjalankan kebijakan yang mirip dengan masa Abenomics. Artinya, kebijakan fiskal yang lebih longgar dan moneter yang tidak terlalu ketat. Namun untuk saat ini, masih terlalu dini memastikan arah kebijakan tersebut,” ujar Vassili Serebriakov, Ahli Strategi Valuta Asing dan Makro di UBS New York.

Mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dikenal dengan kebijakan agresifnya yang bertujuan mengatasi deflasi jangka panjang dan mendorong pertumbuhan ekonomi setelah tahun 2012.

Analis dari Societe Generale, Kit Juckes, menilai pelemahan yen masih akan berlanjut hingga pasar mendapat kejelasan mengenai kebijakan fiskal dan penerbitan obligasi Jepang. “Yen kemungkinan terus melemah selama kita berada dalam kekosongan informasi, baik mengenai ekonomi AS maupun kebijakan pemerintah Jepang,” ujarnya.

Kondisi politik dan ekonomi global juga mendukung penguatan dolar. Minimnya rilis data ekonomi dari pemerintah AS akibat penutupan sebagian layanan federal membuat pelaku pasar berpegang pada data eksternal yang tidak menekan dolar.

“Begitu fokus pasar bergeser ke perkembangan di luar Amerika Serikat dan tidak ada sentimen negatif dari data ekonomi AS yang lemah, maka dolar cenderung menguat,” kata Serebriakov.

Risalah rapat The Federal Reserve bulan September yang dirilis Rabu menunjukkan pejabat bank sentral sepakat risiko terhadap pasar tenaga kerja meningkat, meski mereka masih waspada terhadap inflasi tinggi. The Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan 28–29 Oktober, dengan peluang 78% untuk pemangkasan tambahan pada Desember, menurut CME Group’s FedWatch Tool.

Sementara itu, euro turun 0,22% menjadi US$1,1629 dan sempat menyentuh level terendah sejak 27 Agustus di US$1,1605. Tekanan terhadap euro muncul setelah gejolak politik di Prancis yang menyebabkan Perdana Menteri sementara Sebastien Lecornu mengundurkan diri hanya beberapa jam setelah mengumumkan kabinet baru.

Namun, mata uang Eropa itu memangkas sebagian kerugian setelah Lecornu mengatakan kesepakatan anggaran 2026 masih mungkin dicapai di tengah krisis politik. Ia juga menyebut Presiden Emmanuel Macron bisa menunjuk perdana menteri baru dalam 48 jam ke depan.

Dolar Selandia Baru juga ikut tertekan dan melemah 0,26% terhadap dolar AS menjadi US$0,5783, setelah sempat jatuh ke US$0,5735, level terendah sejak 11 April. Penurunan ini terjadi setelah bank sentral Selandia Baru memangkas suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin, lebih besar dari perkiraan, karena kekhawatiran terhadap lemahnya kondisi ekonomi domestik.

Artikel Terkait

Dolar AS Menguat, Yen dan Euro Melemah di Tengah Ketidakpastian Politik Jepang dan Prancis

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

Krakatau Steel Lunasi Utang Lebih Cepat, Dapat Diskon Hingga 80% dari Bank

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS)...

Yen dan Euro Melemah, Dolar AS Menguat di Tengah Kekhawatiran Politik Jepang dan Prancis

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS)...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru