Minggu, September 28, 2025
28.3 C
Jakarta

Dolar Melemah! Catat Penurunan Terburuk Sejak November 2023

STOCKWATCH.ID (WASHINGTON) – Dolar AS melemah pada penutupan perdagangan Jumat (24/1/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (25/1/2025) WIB. Greenback mencatat pekan terburuknya dalam lebih dari setahun. Pelemahan ini terjadi karena pasar memperkirakan tarif perdagangan yang direncanakan Presiden AS Donald Trump tidak akan setinggi yang dikhawatirkan dan tidak akan memicu perang dagang.

Mengutip CNBC International, indeks dolar turun 0,6% ke level 107,43. Sebelumnya, indeks sempat menyentuh 110,17 pada 13 Januari, level tertinggi sejak November 2022. Sepanjang minggu ini, dolar anjlok 1,83%, menjadi penurunan mingguan terdalam sejak November 2023.

Trump mengatakan pembicaraannya dengan Presiden China, Xi Jinping, berlangsung positif. “Kami optimis bisa mencapai kesepakatan dagang dengan China,” ujarnya. Hal ini meredakan kekhawatiran pasar terhadap tarif yang tinggi.

Menurut Adam Button, analis utama di ForexLive, pasar semakin skeptis terhadap penerapan tarif tersebut. Sentimen ini menambah tekanan bagi dolar AS.

Di sisi lain, mata uang global bergerak positif. Yuan China menguat ke level tertinggi dalam delapan minggu di 7,2363 per dolar AS. Euro juga naik 0,8% ke US$1,0498, mencatat kenaikan mingguan 2,25%, yang merupakan capaian terbaik sejak Juli 2023.

Yen Jepang sedikit menguat setelah Bank of Japan menaikkan suku bunga ke level tertinggi sejak krisis 2008. Gubernur BOJ, Kazuo Ueda, mengatakan suku bunga akan terus naik seiring peningkatan upah dan harga. Saat ini, dolar melemah 0,1% terhadap yen di level 155,96.

Pound sterling juga melonjak 1% ke US$1,248 dan siap menutup pekan dengan kenaikan 2,44%, setelah sebelumnya turun selama tiga minggu berturut-turut.

Di pasar kripto, Bitcoin naik 2,48% ke US$105.678,69. Trump mengumumkan pembentukan tim khusus untuk mengatur kebijakan aset digital dan menjajaki kemungkinan cadangan cryptocurrency nasional sebagai bagian dari reformasi kebijakan kripto AS.

Data ekonomi terbaru menunjukkan aktivitas bisnis AS melambat ke level terendah dalam sembilan bulan pada Januari. Namun, penjualan rumah meningkat ke level tertinggi dalam 10 bulan terakhir.

Pasar kini menanti keputusan The Fed pekan depan. Diperkirakan suku bunga tetap, tetapi investor tetap waspada terhadap potensi pemangkasan pada Maret jika inflasi terus mendekati target 2%.

Artikel Terkait

Merdeka Copper (MDKA) Rugi USD15,8 Juta per Juni 2025, Ini Penyebabnya

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA)...

Pendapatan dan Laba Merdeka Battery (MBMA) Kompak Turun di Semester I 2025

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) - Kinerja keuangan PT Merdeka Battery Materials...

Sepanjang 2025: Inflow SBN Rp42,6 Triliun, Outflow Saham Rp58,7 Triliun, SRBI Rp119,6 Triliun

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Di tengah gejolak pasar keuangan global,...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru