STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia mengalami pergerakan yang bervariasi pada penutupan perdagangan hari Kamis sore (5/12/2024) waktu setempat. Ini seiring ketegangan politik yang melanda Korea Selatan dan Perancis.
Mengutip CNBC International, di Korea Selatan, indeks Kospi turun 0,90% menjadi 2.441,85, sementara Kosdaq melemah 0,92% ke 670,94. Ketidakpastian semakin meningkat setelah Presiden Yoon Suk Yeol mengeluarkan darurat militer, yang memicu rencana mosi pemakzulan. Partai oposisi akan menggelar pemungutan suara pada Sabtu malam waktu setempat.
Ekonomi Korea Selatan mencatatkan pertumbuhan 0,1% secara kuartalan dan 1,5% secara tahunan pada kuartal ketiga. Angka ini sesuai dengan prediksi, namun ketidakpastian politik yang ada menambah tekanan di pasar saham.
Sementara itu, Jepang menunjukkan kinerja yang lebih stabil. Indeks Nikkei 225 naik 0,30% menjadi 39.395,60, dan Topix sedikit menguat 0,06% ke 2.742,24. Stabilitas domestik di Jepang memberi sedikit ketenangan di tengah gejolak global.
Namun, di Hong Kong, Hang Seng anjlok 1,1%, sementara CSI 300 di China juga turun 0,23% ke 3.921,58. Berbeda dengan itu, pasar saham Australia mencatatkan kenaikan tipis 0,1% pada S&P/ASX 200, yang berakhir di level 8.471,10.
Alex Smith, Kepala Spesialis Investasi Saham di abrdn, mengingatkan bahwa ketidakpastian politik di Korea Selatan dapat meningkatkan risiko investasi jangka panjang. Meskipun demikian, ia menyebutkan dukungan likuiditas dari Bank of Korea dan kementerian keuangan membantu meredakan kekhawatiran investor.
Di luar bursa saham, Bitcoin mencuri perhatian dengan lonjakan harga yang signifikan. Mata uang kripto ini menembus angka US$100.000 untuk pertama kalinya dan mencapai rekor baru di level US$103.844. Lonjakan ini menunjukkan tingginya minat terhadap aset alternatif di tengah ketidakstabilan pasar saham global.