STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Surya Bumi Agrolanggeng (PTSA), dan PT Sinar Karya Mandiri (PT SKM), melakukan transaksi afiliasi. PT SA menambah setoran modal kepada PT SKM sebesar Rp370 miliar pada 12 Desember 2024.
Kedua perusahaan, baik, PT SA maupun PT SKM adalah perusahaan terkendali PT Gozco Plantations Tbk (GZCO). GZCO memiliki sebesar 99,50% saham PTSA. Sementara itu, PTSA menguasai 99,78% saham dalam PT SKM.
Yongki Tedja, Direktur GZCO dalam keterangan tertulis, Jumat (13/12/2024), mengemukakan, alasan dan pertimbangan PT SA melakukan tambahan setoran modal kepada PT SKM karena PT SKM masih butuh pendanaan dari Pemegang saham untuk sampai ke tingkat komersial. Selain itu, kebutuhan dana juga diperlukan PT SKM untuk pembukaan lahan tanam baru di sisa lahan yang ada.
“Tambahan setoran modal ini akan memperkuat struktur modal baik likuiditas maupun solvabilitas PT SKM,” tulis Yongki dalam keterangan tertulisnya.
Dia menambahkan, setoran modal tersebut menggunakan dana internal (kas dan hasil penjualan), dan tanpa pinjaman pihak eksternal. Sehingga tidak ada pengaruh signifikan terhadap kondisi keuangan Perseroan ke depan.
Yongki menjelaskan, bahwa transaksi tambahan setoran modal oleh PT SA ke PT SKM ini merupakan Transaksi Material sebagaimana dimaksud dalam POJK 17/2020. Selain itu, juga merupakan Transaksi Afiliasi seperti dimaksud POJK 42/2020. Namun, transaksi afiliasi ini tidak mengandung benturan kepentingan.
Sekedar informasi, PTSA adalah entitas anak terkendali GZCO yang beralamat di Jalan Raya Pasar Minggu 32, Jakarta Selatan. Sedangkan PT SKM adalah perusahaan perkebunan buah Kelapa Sawit yang berlokasi di Sampit, Delta Pawan, Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat. PT SKM memiliki Hak Guna Usaha dengan total lahan seluas 9.610 hektar. PT SKM mempunyai lahan tertanam kelapa sawit seluas 3.152 hektar dengan usia tanam berkisar 1-9 tahun.
Hingga sembilan bulan pertama 2024, GZCO membukukan penjualan bersih sebesar Rp438,33 miliar, turun 21,69% dari Rp559,81 miliar pada periode sama 2023. Laba emiten perkebunan kelapa sawit beraset Rp2,17 triliun per September 2024 itu anjlok 33,7% menjadi Rp7,14 miliar pada Januari-September 2024 jika dibandingkan Rp10,77 miliar pada Januari-September 2023. (konrad)