STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak dunia anjlok pada penutupan perdagangan Senin (15/7/2024) waktu setempat atau Selasa pagi (16/7/2024) WIB. Penurunan ini terjadi setelah dolar AS menguat di tengah ketidakpastian politik di AS pasca serangan terhadap calon presiden Donald Trump. Investor juga memantau perkembangan pembicaraan gencatan senjata di Gaza.
Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus 2024 merosot 25 sen atau 0,3% menjadi US$81,96 per barel, di New York Mercantile Exchange.
Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September 2024, longsor 14 sen atau 0,16% mencapai US$81,96 per barel, di London ICE Futures Exchange.
Penguatan dolar AS pada Senin membuat harga minyak dalam denominasi dolar menjadi lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain. Hal ini diperkirakan akan menekan harga minyak lebih lanjut.
Analis pasar dari IG, Tony Sycamore, mengatakan bahwa dolar AS diperkirakan akan mendapat keuntungan dari upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden Trump karena meningkatkan peluang kemenangannya dalam pemilihan presiden mendatang.
Minggu lalu, harga Brent turun lebih dari 1,7% setelah empat minggu berturut-turut naik, sementara WTI turun 1,1% akibat permintaan minyak yang lemah di China. Impor minyak mentah China turun 2,3% pada semester pertama tahun ini menjadi 11,05 juta barel per hari. Hal ini disebabkan permintaan bahan bakar yang mengecewakan dan pengurangan produksi oleh kilang independen akibat margin keuntungan yang lemah.
China diperkirakan akan merilis data yang menunjukkan bahwa ekonominya melambat pada kuartal kedua tahun ini. Penurunan properti yang berkepanjangan dan ketidakpastian pekerjaan menekan permintaan domestik. Hal ini memicu ekspektasi bahwa Beijing akan perlu mengeluarkan lebih banyak stimulus.
Di Timur Tengah, pembicaraan untuk mengakhiri konflik Gaza antara Israel dan Hamas terhenti pada Sabtu setelah tiga hari. Namun, seorang pejabat Hamas mengatakan pada Minggu bahwa pihaknya belum menarik diri dari diskusi. Pada saat yang sama, serangan Israel yang menargetkan pemimpin militer Hamas menewaskan 90 orang pada Sabtu. Ketidakpastian ini membuat premi geopolitik dalam harga minyak tetap tinggi.
Jumlah rig minyak aktif di AS, yang menjadi indikator awal output masa depan, turun satu menjadi 478 minggu lalu. Ini adalah level terendah sejak Desember 2021, menurut laporan Baker Hughes pada Jumat.
Namun, pasar minyak secara umum masih didukung oleh pemotongan pasokan dari OPEC+. Kementerian Minyak Irak mengatakan bahwa mereka akan mengkompensasi kelebihan produksi minyak sejak awal 2024.