STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia ditutup menguat pada perdagangan Jumat (26/9/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (27/9/2025) WIB. Kenaikan ini terjadi setelah data inflasi Amerika Serikat sesuai perkiraan, sehingga peluang Federal Reserve memangkas suku bunga kembali terbuka.
Mengutip CNBC International, harga emas spot naik 0,8% ke level US$3.777,79 per ons pada pukul 11.04 siang waktu New York, setelah sempat menyentuh rekor US$3.790,82 di awal pekan. Sepanjang minggu ini, logam mulia tersebut sudah naik sekitar 2,5%.
Kontrak emas berjangka AS untuk pengiriman Desember juga menguat 1% menjadi US$3.807,90.
“Data PCE bulanan sesuai ekspektasi, meski pendapatan dan belanja personal sedikit di atas perkiraan. Tidak ada data ini yang bisa mencegah The Fed melanjutkan pemangkasan bunga secara hati-hati di pertemuan Oktober,” kata Tai Wong, trader logam independen.
Indeks harga PCE AS pada Agustus naik 2,7% secara tahunan, sejalan dengan survei ekonom Reuters. Investor kini memperkirakan 88% kemungkinan pemangkasan bunga pada Oktober dan 65% peluang pemangkasan lagi pada Desember, menurut CME FedWatch Tool.
Pasar juga menunggu pernyataan Presiden The Fed Richmond Thomas Barkin dan Wakil Ketua The Fed Michelle Bowman untuk mencari petunjuk arah kebijakan bank sentral.
Emas sebagai aset lindung nilai biasanya diuntungkan ketika suku bunga turun. Sementara itu, Presiden Donald Trump mengumumkan tarif baru untuk obat-obatan impor, truk, dan furnitur yang akan berlaku mulai 1 Oktober.
Logam mulia lainnya ikut menguat. Perak spot naik 1,2% ke US$45,76 per ons dan menembus level tertinggi dalam lebih dari 14 tahun. Palladium juga melonjak 1,7% ke US$1.271,46, sementara platinum melesat 2,7% ke US$1.570,45, tertinggi dalam 12 tahun terakhir.
Analis menilai kenaikan harga perak dan platinum didorong lonjakan harga emas, sehingga investor beralih ke alternatif yang lebih terjangkau. “Janji Presiden China Xi untuk memangkas emisi karbon bersih 7-10% pada 2035 juga memicu pembelian perak yang digunakan dalam sel surya,” ujar Wong.
Ia menambahkan sentimen pasar juga ditopang oleh pengumuman force majeure Freeport di tambang tembaga Grasberg, yang memperketat pasokan logam industri.