STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia terus meroket dan nyaris menyentuh rekor baru pada akhir perdagangan Jumat (5/9/2025) waktu setempat atau Sabtu pagi (6/9/2025) WIB. Kabar dari Amerika Serikat ikut jadi pemicu. Data tenaga kerja yang melemah membuat pasar semakin yakin Federal Reserve bakal memangkas suku bunga.
Mengutip CNBC International, harga emas spot tercatat naik 1,4% ke US$3.596,55 per ounce, setelah sempat menyentuh level rekor US$3.599,89. Kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember juga ditutup naik 1,3% di posisi US$3.653,30.
Dengan kenaikan ini, emas berada di jalur lonjakan mingguan terbesar dalam hampir empat bulan terakhir. Sejak awal 2025, harga emas sudah naik 37% setelah di 2024 melonjak 27%. Dorongan utamanya berasal dari pelemahan dolar AS, pembelian emas oleh bank sentral, pelonggaran kebijakan moneter, hingga ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global.
Data terbaru dari AS menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja anjlok pada Agustus. Tingkat pengangguran naik ke 4,3%. Kondisi ini semakin memperbesar peluang pemangkasan bunga. Pasar kini menilai ada 90% kemungkinan The Fed menurunkan suku bunga 25 basis poin dan 10% kemungkinan pemangkasan lebih agresif 50 basis poin bulan ini.
“Emas mencetak level tertinggi baru. Para bull melihat tren pelemahan tenaga kerja yang jelas akan berujung pada beberapa kali pemangkasan suku bunga,” ujar Tai Wong, trader logam independen.
Ia juga menegaskan, “Prospeknya jelas bullish untuk emas karena kekhawatiran tenaga kerja mengalahkan inflasi dalam jangka pendek, mungkin juga menengah. Namun saya rasa kita masih terlalu jauh dari US$4.000 kecuali ada guncangan besar.”
Di sisi lain, isu independensi The Fed ikut jadi sorotan. Presiden AS Donald Trump berusaha memecat Gubernur The Fed Lisa Cook dan terus menekan bank sentral agar segera memangkas bunga.
Emas yang tidak memberi imbal hasil cenderung bersinar di tengah suku bunga rendah dan ketidakpastian global. Tak heran, logam mulia ini kembali jadi pilihan investor yang mencari aset aman.
Meski begitu, lonjakan harga membuat permintaan fisik di China dan India, dua konsumen terbesar dunia, turun pekan ini. Pasar juga menunggu rilis data cadangan emas bank sentral China untuk Agustus yang akan keluar Minggu nanti. Data ini dinilai penting untuk melihat minat pembelian di tengah harga emas yang sudah mencetak rekor.
Untuk logam mulia lain, harga perak spot naik 0,8% ke US$40,98 per ounce. Kenaikan ini menandai reli tiga minggu berturut-turut. Platinum juga naik 0,5% ke US$1.373,92, sedangkan palladium justru turun 1,5% ke US$1.110,32.