Jumat, September 26, 2025
30.9 C
Jakarta

Fundamental Solid, Ekonom Bank Mandiri Optimis Pertumbuhan Ekonomi RI Capai  5,04% pada 2023

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Kinerja ekonomi Indonesia sampai dengan pertengahan tahun 2023 masih menunjukkan tren positif. Terlihat dari pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2023 mencapai 5,17%, yang menandakan berlanjutnya peningkatan di konsumsi rumah tangga, investasi serta belanja pemerintah.

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menilai, tren positif ini juga didorong oleh meningkatnya konsumsi masyarakat terutama di periode libur Hari Raya, proyek strategis nasional serta kepercayaan investor yang membaik.

Perbaikan ini lanjutnya, diikuti dengan angka inflasi yang semakin terkendali dan berangsur menunjukan penurunan. Laju inflasi tercatat sebesar 3,08% secara tahunan atau year on year (YoY) pada bulan Juli 2023. Posisi ini, menurun bila dibandingkan inflasi bulan Juni 2023 yang sempat menyentuh 3,52%.

“Laju inflasi tersebut telah kembali berada di target Bank Indonesia tahun ini, di kisaran 2% – 4%. Pengelolaan pasokan pangan yang baik dan turunnya harga komoditas global turut menopang laju penurunan inflasi, terutama dari sisi harga pangan,” ujar Andry dalam acara Bank Mandiri Economic Outloook Kuartal III 2023 di Jakarta, Selasa (22/8).

Tidak hanya itu, kinerja neraca perdagangan Indonesia masih mencatat surplus meskipun surplus perdagangan terus menunjukkan penurunan seiring normalisasi harga komoditas dan juga meningkatnya impor sejalan pemulihan ekonomi domestik. Dengan kinerja neraca perdagangan tersebut, kami perkirakan Neraca Transaksi Berjalan (NTB) atau Current Account Balance akan kembali mencatat defisit 0,65% dari PDB tahun 2023.

Di samping itu, data menunjukkan selama tujuh bulan pertama pada tahun 2023, surplus neraca perdagangan tercatat sebesar US$21,2 miliar, menurun dibandingkan surplus pada periode yang sama tahun lalu sebesar US$29,1 miliar. “Melihat tren pertumbuhan ekonomi Indonesia yang membaik, kami meyakini pertumbuhan ekonomi dapat mencapai 5,04% di tahun 2023,” terang Andry.

Kemudian, indikator lain menunjukkan aliran modal asing kembali masuk ke dalam pasar obligasi Indonesia seiring optimisme fundamental ekonomi Indonesia yang masih sangat baik. Selama semester I tercatat nett buy investor asing di pasar obligasi sebesar  Rp84  triliun. “Kami percaya investor asing masih akan kembali banyak masuk ke Indonesia pada kuartal IV ketika suku bunga acuan AS (Fed Fund Rate) telah mencapai puncaknya di September,” tuturnya.

Apalagi, saat ini kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) mencapai 15,6% dari total, lebih tinggi dibandingkan posisi terendahnya di sekitar 14%. Tim Ekonom Bank Mandiri memandang potensi yield SBN akan dapat kembali berada di kisaran 6,1% – 6,3% tahun 2023 dengan potensi foreign capital inflows tersebut.

Artikel Terkait

Agustus 2025: PMI Indonesia Capai 51,5, Neraca Dagang RI Cetak Surplus Jumbo US$5,3 Miliar 

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Perekonomian global menunjukkan tanda perbaikan di...

APBN Agustus 2025: Pendapatan Negara Rp1.638 Triliun, Defisit Rp321,6 Triliun

STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Kementerian Keuangan melaporkan realisasi Anggaran Pendapatan...

Prabowo dan PM Kanada Sepakat Perkuat Kerja Sama Dagang hingga Pertahanan

STOCKWATCH.ID (OTTAWA) - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto bertemu...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru