STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – Prospek saham PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) Tbk (MTEL) memiliki potensi bagus untuk dikoleksi. Hal itu karena fundamental MTEL sangat solid. Kinerja MTEL sepanjang periode Januari hingga September 2023 cukup mengesankan.
Terkait hal ini, analis senior pasar modal PT Samuel Sekuritas Indonesia (SSI), Yosua Zisokhi, dan Daniel Widjaja merekomendasikan “beli” saham MTEL. Saham MTEL layak dikoleksi di harga sekarang.
Yosua dan Daniel mengemukakan, dengan ruang tumbuh yang terbuka lebar bagi MTEL dalam industri menara telekomunikasi dan kondisi keuangan yang solid untuk berekspansi maka saham MTEL direkomendasikan “beli” dengan target harga Rp875 per saham.
Sementara itu, kinerja keuangan MTEL cukup baik pada triwulan III 2023, dimana EBITDA naik 14% YoY (+3,3% QoQ) yang membantu kinerja EBITDA per September 2023 naik 74,9% YoY dengan EBITDA margin 80,6%. Performa EBITDA inline dengan target SSI.
Kuatnya performa EBITDA dibantu oleh tambahan 986 penyewaan sepanjang triwulan III 2023. Ini berasal dari 373 unit B2S dan 614 unit kolokasi, sehingga per September 2023, MTEL memiliki 55.704 tenant (+10.5% Ytd) dengan tenancy ratio 1,50 kali.
Menurut Yosua dan Daniel, non-telkom group akan menopang pertumbuhan jangka panjang. Pertumbuhan pendapatan didukung oleh non telkom group, terutama ISAT dan EXCL yang masing-masing tumbuh 37,7% YoY dan 40,4% YoY di triwulan III 2023.
“Kami meyakini, non telkom group akan menjadi penopang pertumbuhan revenue MTEL dalam jangka panjang. Ini didukung tenancy ratio yang masih rendah di level 1,5x kali yang membuka potensi kolokasi tertutama di luar pulau Jawa. Hal ini senada dengan yang terjadi saat ini, dimana pertumbuhan tenant terbesar terjadi di wilayah Bali, Kalimantan, dan Sulawesi yang menyumbang pertumbuhan tenant lebih dari 7% YTD,” katanya.
Terkait, outlook 2023 dan 2024, manajemen MTEL mempertahankan target pertumbuhan pendapatan dan EBITDA masing-masing 11% YoY. Perseroan berencana menambah sekitar 5.500 tenant dan 13 ribu Km fiber optics.
“Kami meyakini target akan tercapai, dan kami mengestimasikan pada 2024, pendapatan dan EBITDA MTEL akan tumbuh masing-masing 8,2% YoY dan 9,5% YoY. Ini didukung potensi penambahan sekitar 4.000 (+7% YoY) tenant yang mayoritas berasal dari kolokasi sehingga tenancy ratio berpotensi mencapai 1,59 kali. Hal ini tentu didukung iklim telekomunikasi yang lebih baik, selesainya konsolidasi IOH dan H3I, serta semakin banyaknya penggunaan 5G di Indonesia,” tulis kedua analis itu dalam laporan riset, dikutip Selasa (7/11).