STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp578,67 miliar pada 2023. Angka ini mengalami kemerosotan sebesar 40,3% dibandingkan Rp968,7 miliar pada periode yang sama tahun 2022.
Penurunan laba ini sebagian besar disebabkan oleh anjloknya pendapatan BEI yang turun sekitar 14% menjadi Rp2,5 triliun dibandingkan Rp2,90 triliun pada 2022. Meskipun pendapatan menurun, BEI berhasil menekan kenaikan beban usaha menjadi 7,6%, lebih rendah dari rata-rata kenaikan dua tahun sebelumnya yang hampir mencapai 15%.
Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menyatakan bahwa kendati berhasil mengurangi beban usaha, beban gaji dan tunjangan BEI justru melonjak. Kenaikan ini mencapai 30,7%, dari Rp73,958 miliar pada 2022 menjadi Rp96,832 miliar pada 2023. Iman menjelaskan bahwa peningkatan beban gaji dan tunjangan menjadi kontributor utama dari total beban perusahaan.
Ia berkilah, kenaikan beban gaji dan tunjangan hanya sebesar 19,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh implementasi PMK 66 tahun 2023 yang mengakibatkan kenaikan tunjangan pajak perusahaan sebesar 71%, sementara kenaikan gaji hanya sebesar 3,1%.
“Kontribusi gaji dan tunjangan yang 30,7% ini masih lebih rendah dibandingkan dengan bursa ASEAN lainnya seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura yang rata-rata berada di angka 40-50%,” tegas Iman dalam keterangan resmi ssecara daring di Jakarta, Rabu (26/6/2024).
Selain itu, BEI juga mencatat penurunan biaya tahunan OJK yang sejalan dengan penurunan pendapatan. Namun, beberapa biaya lain mengalami peningkatan, seperti biaya perbaikan dan pemeliharaan yang sebanding dengan peningkatan aset, serta biaya administrasi yang meningkat sejalan dengan aktivitas perusahaan yang beralih dari pandemi ke endemi.
BEI juga menjaga keseimbangan antara aset, liabilitas, dan ekuitas, serta mempertahankan likuiditas dan solvabilitas yang baik untuk memastikan keberlanjutan usaha di masa depan. Berdasarkan hasil audit dan opini dari Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro, & Surja dan Akuntan Publik Danil Setiadi Handaja, laporan keuangan BEI telah menyajikan informasi secara wajar dan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
Untuk tahun buku 2023, BEI telah menyisihkan 20% dari modal ditempatkan dan disetor ke dalam cadangan wajib. Total penyisihan dari laba bersih yang dialokasikan ke cadangan wajib adalah sebesar Rp151,692 miliar, sehingga total cadangan wajib yang terbentuk mencapai Rp154,5 miliar atau 20% dari modal disetor per 31 Desember 2023 yang sebesar Rp772,5 miliar.