STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Bursa Saham Wall Street kompak terjun bebas pada penutupan perdagangan Kamis (21/9/2023) waktu setempat atau Jumat (22/9/2023) WIB. Longsornya ketiga indeks utama bursa saham Amerika Serikat (AS) itu dipicu oleh dua sentiment. Pertama, melesatnya imbal hasil atau yield Treasury AS 10 tahun yang menyentuh level dalam beberapa tahun sebesar 4,494%.
Adapun sentiment kedua adalah yang memicu Wall Street mengalami pelemahan cukup signifikan lebih dari 1% yakni kecemasan para investor bahwa anggota parlemen tidak akan mampu mencegah government shutdown atau penutupan pemerintah AS. Initial jobless claims AS untuk minggu yang berakhir tanggal 16 September 2023 mencapai 201.000, di bawah perkiraan.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) di Bursa Efek New York, AS ditutup terpukul 370,46 poin, atau sekitar 1,08%, menjadi 34.070,42 poin. Setali tiga uang, indeks S&P 500 berakhir terperosok 72,2 poin, atau sekitar 1,64%, menjadi 4.330 poin. Indeks komposit Nasdaq ditutup menyusut 245,14 poin, atau sekitar 1,82%, menjadi 13.223,99poin.
Dari 11 sektor utama S&P 500, seluruhnya anjlok 1% atau lebih, dengan indeks sektor properti mengalami persentase penurunan harian tertinggi sejak Maret.
Saham megacaps yang sensitif terhadap suku bunga terpuruk. Harga saham Amazon, Nvidia, Apple, dan Alphabet tercatat terpukul antara 1 – 4%. Kondisi ini menyebabkan indeks S&P 500 dan komposit Nasdaq merosot ke level terendah sejak Juni.