STOCKWATCH.ID (JAKARTA) – PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa, 27 Mei 2025. Rapat ini dimulai pukul 14.00 WIB dan akan diselenggarakan secara elektronik melalui sistem e-RUPS dari KSEI.
Meski digelar secara daring, pimpinan rapat, anggota direksi dan dewan komisaris, serta pihak-pihak terkait seperti notaris dan lembaga penunjang pasar modal akan hadir secara fisik di Ballroom Hotel Four Seasons.
Beberapa agenda penting jadi sorotan dalam RUPST ini. Mulai dari pembagian dividen, rencana buyback saham, hingga perubahan susunan pengurus perseroan.
Menurut SVP Group Sustainability & Corporate Communication Telkom Ahmad Reza, perusahaan akan membagikan dividen tunai dari laba tahun buku 2024. Besaran dividen yang akan dibagikan diperkirakan antara 70–80% dari laba bersih.
“Dividen pay out ratio mungkin saja sama dengan tahun lalu atau bisa saja lebih. Pemegang saham yang akan memutuskan dalam RUPST,” ujar Reza di Jakarta, Senin (26/5/2025).
Sepanjang 2024, Telkom berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp23,6 triliun. Jika rasio dividen tetap 72% seperti tahun lalu, maka total dividen mencapai sekitar Rp16,99 triliun. Namun jika DPS mencapai 80%, maka jumlah dividen bisa melonjak hingga Rp18,88 triliun.
Telkom memang konsisten dalam membagikan dividen kepada pemegang saham. Untuk tahun buku 2023, perusahaan membagikan dividen sebesar Rp17,68 triliun atau 72% dari laba bersih yang mencapai Rp24,56 triliun. Ini setara dengan Rp247,92 per saham.
Setahun sebelumnya, pada 2022, dividen Telkom mencapai Rp16,6 triliun atau 80% dari laba bersih sebesar Rp20,75 triliun. Jumlah ini setara dengan Rp167,59 per saham.
Selain pembagian dividen, Telkom juga mengajukan permohonan restu dari pemegang saham untuk melakukan pembelian kembali saham alias buyback. Dana sebesar Rp3 triliun telah disiapkan untuk aksi korporasi ini.
Rencana buyback mengacu pada ketentuan dalam Peraturan OJK Nomor 29 Tahun 2023 tentang Pembelian Kembali Saham oleh Perusahaan Terbuka. Dana buyback akan berasal dari kas internal perseroan.
Proses pembelian saham kembali ini akan dilakukan dalam jangka waktu maksimal satu tahun setelah mendapatkan persetujuan dari RUPST. Jumlah saham yang akan dibeli tidak akan melebihi 10% dari total modal disetor Telkom.
Reza menjelaskan program buyback ini bertujuan memperkuat kepercayaan investor terhadap prospek jangka panjang Telkom. “Perseroan yakin, pelaksanaan transaksi share buyback tidak akan memberikan dampak negatif yang material terhadap kegiatan usaha Perseroan,” tegasnya.
Ia menambahkan Telkom memiliki modal kerja dan arus kas yang cukup untuk mendanai buyback tanpa mengganggu operasional perusahaan.
Sorotan publik juga tertuju pada agenda perubahan susunan pengurus. Kabarnya, bakal ada perombakan besar-besaran dalam jajaran direksi Telkom, termasuk kemungkinan pergantian Direktur Utama.
Ririek Adriansyah yang menjabat sebagai Direktur Utama sejak 24 Mei 2019 disebut-sebut akan digantikan. Sebelumnya, Ririek menjabat sebagai Direktur Utama Telkomsel.
Beberapa nama yang mencuat sebagai calon pengganti antara lain Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Digital Ismail, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Heri Supriadi, serta Direktur Group Business Development Telkom Honesti Basyir.
Honesti sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama Kimia Farma dan Bio Farma serta dikenal memiliki pengalaman panjang di lingkungan Telkom. Nama Muhammad Awaluddin, Komisaris Utama PT Pelni dan eks Direktur Enterprise & Business Service Telkom, juga masuk dalam bursa calon. Ia pernah memimpin PT Angkasa Pura II.
Namun, tetap ada kemungkinan Ririek Adriansyah akan melanjutkan kepemimpinannya sebagai orang nomor satu di Telkom. Keputusan finalnya tentu akan ditentukan dalam RUPST.
