STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia melambung tinggi pada penutupan perdagangan hari Selasa (22/10/2024) waktu setempat atau Rabu pagi (23/10/2024) WIB. Emas mencetak rekor baru dengan harga mencapai US$2.744 per ounce. Lonjakan ini terjadi di tengah ketidakpastian politik menjelang pemilihan umum di Amerika Serikat dan ketegangan di Timur Tengah.
Mengutip CNBC International, pada penutupan perdagangan, harga emas spot tercatat naik 0,7% menjadi US$2.739,81 per ounce. Sebelumnya, harga sempat mencapai titik tertinggi di US$2.744,08. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS mengalami kenaikan sebesar 0,6%, ditutup di harga US$2.754,30.
Permintaan terhadap emas sebagai aset aman semakin meningkat. Investor mencari perlindungan dari ketidakpastian geopolitik dan kondisi ekonomi yang tidak stabil. Sepanjang tahun ini, harga emas telah melesat lebih dari 32%, mencetak berbagai rekor baru. Penurunan suku bunga juga membuat investasi pada emas semakin menarik.
Peter A. Grant, wakil presiden dan pakar strategi logam di Zaner Metals, menyatakan bahwa ketegangan geopolitik menjadi pendorong utama kenaikan harga. “Dua minggu menjelang pemilihan umum AS, persaingan antara kandidat masih ketat. Hal ini menciptakan ketidakpastian politik yang meningkatkan minat terhadap emas,” ujarnya.
Ia juga menambahkan, jika situasi di Timur Tengah memburuk, harga emas bisa mencapai US$3.000 sebelum akhir tahun. Namun, ia memperkirakan hal itu kemungkinan besar akan terjadi di kuartal pertama tahun depan. Kebijakan pelonggaran dari banyak bank sentral juga turut berkontribusi terhadap kenaikan harga emas.
Polling terbaru dari Reuters/Ipsos menunjukkan Wakil Presiden AS Kamala Harris memiliki keunggulan tipis dengan 46% suara dibandingkan 43% untuk mantan Presiden Donald Trump. Analis BNP Paribas percaya bahwa ketidakpastian hasil pemilihan ini juga mendukung kenaikan harga emas.
Secara teknikal, indeks kekuatan relatif (RSI) emas saat ini berada di angka 74, menandakan bahwa harga emas telah memasuki wilayah “overbought.” Ini bisa mengindikasikan adanya potensi penyesuaian harga di masa depan.
Selain emas, harga perak juga mencatat kenaikan signifikan. Harga perak naik 2,8% menjadi US$34,72 per ounce, mencapai titik tertinggi sejak akhir 2012. Analis Han Tan dari Exinity Group memprediksi bahwa harga perak bisa melampaui US$35 sebelum hari pemungutan suara pada 5 November.
Kenaikan harga juga terlihat pada platinum, yang meningkat sekitar 2,6% menjadi US$1.029,10 per ounce, sementara palladium naik 2,2% menjadi US$1.074,38. Kenaikan harga-harga logam mulia ini menunjukkan tren positif di tengah ketidakpastian global.