Kamis, Agustus 7, 2025
33.5 C
Jakarta

Harga Emas Dunia Melejit, Investor Langsung Kalap Borong Setelah Serangan Israel ke Iran

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia melonjak tajam pada penutupan perdagangan Jumat (13/6/2025) waktu setempat, atau Sabtu pagi (14/6/2025) WIB. Kenaikan ini terjadi setelah Israel melancarkan serangan udara ke Iran. Ketegangan geopolitik yang meningkat membuat pasar global gelisah. Investor ramai-ramai memburu emas sebagai aset aman. Mereka khawatir konflik di Timur Tengah akan makin meluas dan berdampak ke pasar keuangan. Lonjakan harga emas ini jadi reaksi cepat atas ketidakpastian global yang mendadak meningkat.

Mengutip CNBC International, harga emas di pasar spot naik 1,3% dan ditutup di level US$3.428,10 per troy ounce. Angka ini semakin mendekati rekor tertinggi sepanjang masa di US$3.500,05 yang dicapai pada April lalu. Sepanjang pekan ini, harga emas sudah menguat sekitar 4%.

Sementara itu, harga emas berjangka di Amerika Serikat juga naik 1,5% ke posisi US$3.452,80 per troy ounce.

Daniel Pavilonis, Senior Market Strategist di RJO Futures mengatakan bahwa situasi ini membuat pasar cemas. “Serangan Israel terhadap target-target Iran memicu kepanikan geopolitik. Harga emas akan tetap tinggi sambil menunggu langkah balasan dari Iran,” katanya.

Israel meluncurkan serangkaian serangan ke berbagai wilayah Iran pada Jumat. Pemerintah Israel mengklaim telah menghantam fasilitas nuklir, pabrik rudal, dan membunuh sejumlah komandan militer. Serangan ini disebut sebagai bagian dari operasi panjang untuk mencegah Iran membangun senjata nuklir.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyalahkan Iran atas eskalasi ini. Ia menyebut Iran telah menolak ultimatum AS dalam perundingan soal program nuklirnya. Hal ini, menurut Trump, membuat Iran menanggung akibatnya sendiri.

Selain faktor geopolitik, harga emas juga terdorong oleh data inflasi AS yang lebih rendah dari perkiraan. Angka inflasi yang lebih lunak memicu harapan bahwa Federal Reserve akan segera memangkas suku bunga. Kondisi ini membuat emas makin menarik karena cenderung menguat saat suku bunga rendah.

Logam mulia memang dikenal sebagai aset aman. Emas banyak diburu investor ketika terjadi ketidakpastian ekonomi maupun konflik global. Selain itu, prospek pelonggaran moneter juga menjadi katalis positif bagi pergerakan harga emas.

Goldman Sachs tetap pada proyeksinya bahwa pembelian emas oleh bank sentral akan terus mendorong harga emas. Bank investasi ini memperkirakan harga emas bisa mencapai US$3.700 per troy ounce pada akhir 2025 dan bahkan menembus US$4.000 pada pertengahan 2026. Bank of America juga memperkirakan harga emas bisa menyentuh US$4.000 dalam 12 bulan ke depan.

Di sisi lain, permintaan emas fisik di kawasan Asia melemah karena harga yang melonjak terlalu tinggi. Di India, harga emas bahkan sudah melewati batas psikologis 100.000 rupee per 10 gram, membuat permintaan menurun.

Sementara itu, harga perak spot turun 0,3% ke US$36,27 per troy ounce, namun masih mencatat kenaikan 0,9% dalam sepekan. Harga platinum anjlok 5,9% ke US$1.219,03 meski masih naik 4,8% sepanjang minggu. Harga palladium juga turun 1,3% menjadi US$1.041,51 dan melemah 1,1% dalam sepekan.

Artikel Terkait

Harga Emas Dunia Turun Tipis, Investor Ambil Untung Jelang Keputusan Trump Soal The Fed

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia ditutup melemah tipis pada...

Harga Minyak Melemah, Pasar Tunggu Kepastian Sanksi Baru AS ke Rusia

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia kembali ditutup...

Harga Emas Mandek, Dolar AS Masih Terlalu Kuat

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak stabil pada akhir...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru