STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak naik pada perdagangan Rabu (3/12/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (4/12/2025) WIB. Kenaikan ini terjadi setelah data tenaga kerja swasta Amerika Serikat (AS) dilaporkan melemah. Kondisi ini memperkuat keyakinan investor akan pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral AS atau The Fed pekan depan. Di sisi lain, harga perak sukses mencetak rekor tertinggi baru.
Mengutip CNBC International, harga emas di pasar spot tercatat naik 0,1% ke posisi US$4.209,31 per ounce pada pukul 10.03 ET atau 15.03 GMT. Harga emas berjangka Amerika Serikat untuk pengiriman Februari ikut naik 0,5% ke US$4.241,20 per ounce. Emas sempat melemah lebih dari 1% pada perdagangan sebelumnya.
Ahli strategi pasar senior di RJO Futures, Bob Haberkorn, memberikan pandangannya terkait fenomena ini.
“Melesetnya data ADP pagi ini, dikombinasikan dengan perak yang mencapai titik tertinggi sepanjang masa semalam, mendorong emas naik,” ujar Bob Haberkorn.
ADP melaporkan tenaga kerja sektor swasta Amerika Serikat turun 32.000 pada November. Angka ini jauh dari proyeksi ekonom yang memperkirakan kenaikan 10.000 pekerjaan.
Indeks dolar turun 0,5% dan menyentuh level terendah sejak 29 Oktober. Pelemahan dolar membuat harga emas lebih murah bagi pemegang mata uang lain.
CME FedWatch mencatat peluang 89% pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat pada pertemuan 9–10 Desember. Sejumlah perusahaan sekuritas besar juga memproyeksikan pemangkasan suku bunga pada pertemuan tersebut.
Pasar kini menunggu rilis data Personal Consumption Expenditures untuk September yang tertunda. Data ini menjadi acuan inflasi utama bagi Federal Reserve dan dijadwalkan terbit pada Jumat.
Suku bunga lebih rendah umumnya menguntungkan emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Harga perak turun tipis 0,2% ke US$58,28 per ounce setelah sempat menyentuh rekor US$58,94. Pergerakan perak sepanjang tahun ini mencapai kenaikan 101%. Kenaikan tersebut dipicu kekhawatiran likuiditas pasar akibat aliran dana ke saham Amerika Serikat, masuknya perak dalam daftar mineral kritis Amerika Serikat, dan defisit pasokan yang terus berlangsung.
“Kekuatan perak disebabkan oleh kekhawatiran pasokan di tingkat bursa,” kata Haberkorn. Ia juga menambahkan logam ini bisa segera menyentuh angka US$ 60 per ons.
Harga tembaga juga mencetak rekor baru. Kenaikan ini didorong pelemahan dolar, kekhawatiran pasokan, dan pengetatan stok di gudang-gudang yang terdaftar di London Metal Exchange.
Untuk logam mulia lainnya, platinum naik 0,6% ke US$1.647,75 per ounce, sedangkan palladium turun 0,5% ke US$1.455,34 per ounce.
