STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia melemah pada perdagangan Kamis (18/9/2025) waktu setempat atau Jumat pagi (19/9/2025) WIB.Pelemahan ini dipicu oleh aksi ambil untung setelah sehari sebelumnya menyentuh rekor baru. Pasar masih menimbang arah kebijakan suku bunga The Federal Reserve.
Mengutip CNBC International, harga emas spot turun 0,4% menjadi US$3.643,40 per ons. Kontrak emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup melemah 1,1% di US$3.678,30 per ons.
Sehari sebelumnya, harga emas sempat melonjak hingga US$3.707,40 per ons, level tertinggi sepanjang sejarah, sebelum terkoreksi.
Penguatan indeks dolar AS sebesar 0,5% juga memberi tekanan. Mata uang yang lebih kuat membuat komoditas berdenominasi dolar menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.
The Fed pada Rabu memangkas suku bunga untuk pertama kalinya sejak Desember. Bank sentral membuka peluang pelonggaran lanjutan, tetapi tetap mengingatkan risiko inflasi yang masih tinggi.
Ketua The Fed Jerome Powell menyebut langkah tersebut sebagai pemangkasan suku bunga untuk manajemen risiko menghadapi pelemahan pasar tenaga kerja. Ia menegaskan bank sentral tidak terburu-buru melanjutkan pelonggaran.
Wakil Presiden sekaligus Senior Metals Strategist Zaner Metals, Peter Grant, menilai pernyataan Powell menimbulkan kebingungan di pasar. “Ada sedikit kebingungan terkait komentar Powell tentang pemangkasan suku bunga sebagai langkah manajemen risiko, dan ketidakpastian itu mendorong aksi ambil untung,” ujarnya.
Namun Grant menegaskan tren jangka panjang emas tetap positif. “Saya pikir tren bullish emas dalam jangka panjang masih bertahan dan koreksi setelah rekor kemarin bersifat teknis… setiap kali emas mencetak rekor baru, itu semakin memperkuat target ke US$4.000,” katanya.
Sepanjang tahun ini, harga emas sudah melonjak hampir 39%. Kenaikan dipicu sentimen suku bunga rendah serta ketidakpastian global yang mendorong investor mencari aset aman.
Analis SP Angel dalam catatan riset menyebut pendorong utama harga emas saat ini adalah diversifikasi cadangan dolar oleh bank sentral negara BRIC, terutama Tiongkok. Mereka menilai tren ini akan berlanjut.
Data terbaru juga menunjukkan ekspor emas dari Swiss ke Tiongkok naik 254% pada Agustus dibanding Juli.
Sementara itu, harga logam mulia lain bergerak beragam. Perak naik 0,3% menjadi US$41,78 per ons, platinum menguat 1,6% ke US$1.384,95, dan paladium bertambah 0,5% menjadi US$1.160,25 per ons.
