STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia terus melesat pada penutupan perdagangan Jumat (7/2/2025) waktu setempat, atau Sabtu pagi (8/2/2025) WIB. Harga logam mulia ini mencatat kenaikan enam pekan berturut-turut. Investor semakin banyak memburu emas sebagai aset safe-haven di tengah ketegangan perang dagang AS-China.
Mengutip CNBC International, harga emas spot tercatat naik 0,2% ke US$2.862,56 per ons. Emas berjangka AS juga menguat 0,4% ke US$2.888,90 per ons.
David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, mengatakan pasar emas masih mencermati kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump.
Sepanjang pekan ini, tensi perdagangan makin panas setelah Trump benar-benar menerapkan tarif baru terhadap China. Namun, ia memberi kelonggaran satu bulan untuk Meksiko dan Kanada.
Pada Rabu lalu, emas sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa di US$2.882,16. Lonjakan ini dipicu kekhawatiran investor terhadap dampak perang dagang pada ekonomi global.
Dari AS, laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan tambahan 143.000 pekerjaan di Januari, lebih rendah dari perkiraan 170.000. Tingkat pengangguran turun ke 4% dari sebelumnya 4,1%.
Bart Melek, Kepala Strategi Komoditas di TD Securities, menilai perlambatan pertumbuhan upah dan penciptaan lapangan kerja mencerminkan ketidakpastian pasar. “Hal ini juga bisa memengaruhi kebijakan suku bunga The Fed,” ujarnya.
Presiden Fed Chicago, Austan Goolsbee, menambahkan bahwa ekonomi yang kuat dengan inflasi yang melandai memberi ruang bagi The Fed untuk memangkas suku bunga. Namun, ketidakpastian akibat tarif perdagangan membuat bank sentral harus lebih berhati-hati.
Dari China, regulator keuangan setempat mengizinkan beberapa dana asuransi untuk berinvestasi di emas dalam jangka menengah hingga panjang. Langkah ini berpotensi meningkatkan permintaan emas di masa depan.
Sementara itu, harga perak naik 0,7% ke US$32,41 per ons. Platinum juga menguat 0,7% ke US$992,15 per ons. Namun, paladium justru turun 0,8% ke US$970,50 per ons.