STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia mengalami kenaikan pada pada penutupan perdagangan Senin (15/7/2024) waktu setempat atau Selasa pagi (13/7/2024) WIB. Ini mendekati puncak tertinggi lebih dari satu bulan yang dicapai minggu lalu.
Mengutip CNBC International, harga emas spot naik hampir 0,5% menjadi US$2.422,79 per ons. Sementara itu, emas berjangka AS naik 0,2% menjadi US$2.427,50.
Pada 20 Mei lalu, harga emas spot mencapai rekor tertinggi sebesar US$2.449,89 per ons.
Menurut Jim Wyckoff, analis pasar senior di Kitco Metals, harga emas dan perak diperkirakan akan terus bergerak naik. Wyckoff tidak akan terkejut jika rekor baru tercapai dalam beberapa minggu mendatang atau bahkan lebih cepat.
Data GDP China yang lebih lemah dari perkiraan bisa membatasi minat beli di pasar emas. Ekonomi China tumbuh 4,7% pada periode April-Juni, di bawah perkiraan analis sebesar 5,1% dalam jajak pendapat Reuters.
Dolar AS bertahan stabil, sementara imbal hasil obligasi AS jangka panjang naik. Investor menilai apakah upaya pembunuhan terhadap Trump meningkatkan peluang kemenangannya.
Menurut Everett Millman, analis pasar utama di Gainesville Coins, risiko terimbangi di kedua sisi sehingga harga emas kemungkinan akan cenderung bergerak mendatar.
Alat CME FedWatch menunjukkan bahwa pasar kini melihat peluang 94% untuk pemotongan suku bunga AS pada bulan September. Daya tarik emas tanpa imbal hasil cenderung meningkat dalam lingkungan suku bunga rendah.
Sementara itu, harga perak spot naik 0,2% menjadi US$30,82, platinum turun 0,1% menjadi US$997, dan paladium turun 1,2% menjadi US$957,92.
Di India, impor platinum selama empat minggu dari pertengahan Juni melampaui total impor tahun 2023. Dealer logam mulia memanfaatkan celah dengan mendaftarkan paduan yang mengandung sekitar 90% emas sebagai platinum untuk menghindari bea yang lebih tinggi, menurut pejabat pemerintah dan industri yang berbicara kepada Reuters.