STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia naik pada penutupan perdagangan Selasa (15/4/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (16/4/2025) WIB. Kenaikan ini terjadi di tengah pelemahan dolar AS dan kekhawatiran pasar soal rencana tarif impor oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Mengutip CNBC International, harga emas di pasar spot naik 0,7% menjadi US$3.232,88 per ounce. Sementara itu, emas berjangka AS juga ikut naik 0,6% ke level US$3.245,00 per ounce. Sehari sebelumnya, harga emas sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di level US$3.245,42 per ounce.
Sementara itu, harga emas berjangka Amerika Serikat juga menguat 0,6% menjadi US$3.245,00.
Analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff, menyebut pasar emas saat ini masih dalam tren positif. Menurutnya, para pelaku pasar masih melihat emas sebagai aset aman di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian.
“Trader sedang menunggu perkembangan fundamental besar berikutnya untuk menggerakkan pasar emas, tapi grafik masih menunjukkan tren naik. Permintaan aset aman masih ada,” kata Wyckoff.
Pendorong lainnya datang dari rencana pemerintah Amerika Serikat yang sedang menyelidiki impor farmasi dan semikonduktor. Ini bisa menjadi langkah awal untuk memberlakukan tarif baru.
Presiden Trump bahkan mengatakan bahwa dirinya akan mengumumkan besaran tarif impor untuk semikonduktor dalam sepekan ke depan. Pernyataan ini membuat investor makin waspada terhadap arah kebijakan dagang AS.
Harga emas yang terus meroket juga tak lepas dari pelemahan dolar AS. Mata uang tersebut kini berada di level terendah dalam tiga tahun terakhir dibandingkan mata uang lainnya.
Dalam catatan Commerzbank, pelemahan dolar menjadi salah satu alasan utama lonjakan harga emas. “Kenaikan harga emas juga sejalan dengan melemahnya dolar, yang menunjukkan penurunan status dolar AS sebagai aset aman. Emas kemungkinan besar akan menjadi alternatif bagi banyak investor USD,” tulis Commerzbank dalam catatannya.
Bank asal Jerman itu juga menyebut bahwa kebijakan moneter jangka pendek turut mendukung penguatan harga emas.
Pasar keuangan kini memperkirakan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, akan kembali memangkas suku bunga acuan mulai Juni. Diperkirakan total pemangkasan sepanjang tahun ini bisa mencapai 100 basis poin.
Kini perhatian investor tertuju pada pernyataan Ketua The Fed, Jerome Powell, yang dijadwalkan berbicara pada Rabu. Pasar menunggu sinyal terbaru soal arah kebijakan suku bunga selanjutnya.
Sejauh ini, harga emas sudah naik lebih dari 23% sepanjang 2025. Dengan ketidakpastian global yang masih tinggi dan prospek pemangkasan suku bunga, logam mulia ini diprediksi akan terus menarik minat investor.