STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia naik tajam pada penutupan perdagangan Kamis (30/1/2025) waktu setempat atau Jumat pagi (31/1/2025) WIB. Kenaikan ini dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap kebijakan tarif impor yang akan diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump. Emas kembali menjadi pilihan aman di tengah ketidakpastian pasar.
Mengutip CNBC International, harga emas spot tercatat naik 0,7% menjadi US$2.776,79 per ons pada pukul 10.20 GMT. Sementara itu, emas berjangka AS juga melesat 0,8% menjadi US$2.791,70 per ons.
Rhona O’Connell, analis dari StoneX, mengatakan meskipun kecil kemungkinan emas akan dikenakan tarif di AS karena statusnya sebagai aset cadangan, para manajer risiko tetap waspada. Mereka mulai memindahkan emas ke AS untuk menghindari potensi risiko.
Di London, pasar emas bergerak cepat. Pemain besar berlomba-lomba meminjam emas dari bank sentral setelah pengiriman emas ke New York melonjak. Dua sumber yang mengetahui situasi ini menyebutkan bahwa bank sentral London kini menjadi target utama untuk meminjam emas demi memenuhi permintaan di AS.
Meskipun Trump belum menyebut emas secara spesifik dalam kebijakan tarifnya, kekhawatiran investor tetap tinggi. Pasar cemas terhadap kemungkinan kebijakan yang bisa berdampak pada harga emas global.
Gedung Putih sebelumnya mengumumkan bahwa Trump akan mengenakan tarif tinggi terhadap Meksiko dan Kanada pada Sabtu mendatang. Selain itu, ia juga mempertimbangkan untuk menargetkan China dalam kebijakan dagangnya.
Sementara itu, Federal Reserve memutuskan untuk mempertahankan suku bunga pada Rabu. Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan bahwa bank sentral tidak akan terburu-buru memangkas suku bunga dalam waktu dekat.
Investor kini menunggu laporan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS yang akan dirilis pada Jumat. Data ini menjadi indikator penting untuk arah kebijakan moneter The Fed.
Di sisi lain, harga perak juga menguat. Spot silver naik 0,8% menjadi US$31,05 per ons. Ole Hansen dari Saxo Bank menyebutkan bahwa perak kembali menunjukkan kekuatan dibandingkan emas setelah rasio emas-perak gagal menembus level 91. Pasar kini memperkirakan risiko tarif impor untuk perak lebih besar dibandingkan emas.