STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia stabil setelah sempat turun lebih dari 1% pada penutupan perdagangan Rabu (12/2/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (13/2/2025) WIB. Pasar masih merespons data inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan dan ketegangan perang dagang yang semakin meningkat.
Mengutip CNBC International, harga emas spot tercatat naik tipis 0,1% menjadi US$2.901,45 per ons. Sementara itu, emas berjangka AS turun 0,2% ke US$2.927,3 per ons.
Tekanan datang setelah laporan indeks harga konsumen (CPI) AS melonjak 0,5% dalam sebulan terakhir. Angka ini lebih tinggi dari perkiraan dan memperkuat pandangan bahwa The Fed tidak akan terburu-buru memangkas suku bunga.
Analis High Ridge Futures, David Meger, menyebut kenaikan inflasi ini langsung membebani pasar emas. Harapan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat pun semakin mengecil.
Kenaikan suku bunga biasanya membuat emas kurang menarik karena tidak memberikan imbal hasil. Namun, menurut Peter Grant dari Zaner Metals, ketidakpastian ekonomi global akibat kebijakan tarif AS masih menjadi faktor yang mendukung harga emas.
Presiden AS, Donald Trump, baru saja menaikkan tarif impor baja dan aluminium menjadi 25%. Pemerintahannya kini sedang menyusun kebijakan tarif balasan yang bisa memicu ketegangan dagang lebih lanjut.
Meski emas saat ini tertahan, para investor masih optimistis harga bisa menembus level psikologis US$3.000 per ons. Namun, ada juga risiko koreksi karena pasar masih bergejolak.
Analis RJO Futures, Daniel Pavilonis, menilai penurunan harga emas beberapa ratus dolar dari level puncaknya bukan hal yang mengejutkan. Ketakutan akan inflasi, utang, dan ketidakstabilan geopolitik tetap menjadi alasan utama orang berinvestasi di emas.
Selain emas, perak spot naik 1,3% ke US$32,23 per ons. Platinum juga menguat 1,5% ke US$998 per ons, sementara paladium turun tipis ke US$975,31 per ons.