STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia menguat pada penutupan perdagangan Kamis (2/1/2025) waktu setempat atau Jumat pagi (3/1/2025) WIB. Logam mulia tersebut mencetak rekor tertinggi dalam lebih dari dua minggu terakhir. Lonjakan ini dipicu oleh meningkatnya permintaan safe haven di tengah ketidakpastian geopolitik dan kebijakan Presiden AS terpilih, Donald Trump.
Mengutip CNBC International, harga emas spot naik 1,2% ke US$2.654,94 per ons, level tertinggi sejak 16 Desember. Emas berjangka AS juga melonjak 1% ke US$2.668,1 per ons.
Rhona O’Connell, analis dari StoneX, menjelaskan bahwa ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi menjelang pelantikan Trump mendukung penguatan harga emas. “Tidak ada berita besar yang menggerakkan pasar, tetapi ketegangan internasional dan ketidakpastian finansial menjadi faktor pendukung,” katanya.
Emas sering menjadi pilihan utama investor di tengah suku bunga rendah, berfungsi sebagai lindung nilai terhadap risiko ekonomi dan geopolitik.
Ketegangan global semakin memanas setelah Rusia meluncurkan serangan drone di Kyiv, menyebabkan kerusakan di beberapa wilayah. Di tempat lain, militer Israel menyerang pinggiran Kota Gaza.
Investor juga menantikan data ekonomi AS pekan depan, termasuk laporan ketenagakerjaan ADP dan risalah pertemuan Federal Reserve Desember. Data ini akan menjadi petunjuk arah suku bunga tahun 2025.
Sepanjang 2024, harga emas mencatat kenaikan tahunan lebih dari 27%. Ini merupakan lonjakan terbesar sejak 2010, didorong oleh pemotongan suku bunga, pembelian bank sentral, dan meningkatnya ketegangan geopolitik.
Fawad Razaqzada, analis dari Forex.com, memproyeksikan potensi reli baru di pasar emas. “Target harga emas US$3.000 per ons cukup realistis,” ujarnya. Ia menambahkan, pembalikan tren “Trump trade”—yang sebelumnya didominasi dolar kuat dan pasar saham solid—bisa mendorong pelemahan dolar dan meningkatkan harga emas.
Dengan pelantikan Trump yang semakin dekat pada 20 Januari, pasar mulai waspada terhadap kebijakan proteksionis dan tarif yang diusulkan. Kebijakan ini dikhawatirkan memicu inflasi dan risiko perang dagang.
Selain emas, harga perak spot naik 2% ke US$29,44 per ons. Platinum menguat 1,8% ke US$921,2, sementara palladium sedikit terkoreksi 0,1% menjadi US$909,25 per ons.