Jumat, November 28, 2025
28.4 C
Jakarta

Harga Emas Tembus Rekor Baru, Hampir Sentuh US$4.000 di Tengah Shutdown Pemerintah AS

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia kembali melejit dan mencatatkan rekor tertinggi baru pada perdagangan Rabu (1/10/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (2/10/2025) WIB. Harga logam mulia ini mendekati level US$4.000 per ounce. Lonjakan ini terjadi bersamaan dengan dimulainya shutdown pemerintahan Amerika Serikat, yang menambah ketidakpastian pasar global.

Mengutip CNBC International, kontrak emas berjangka ditutup di level US$3.897,50 per ounce, sementara harga emas spot terakhir diperdagangkan di US$3.866,66. Sejak awal tahun, harga emas sudah melonjak hampir 50%.

Shutdown kali ini dianggap berbeda dari biasanya. Data ketenagakerjaan penting AS yang seharusnya dirilis Jumat terpaksa ditunda. Situasi ini membuat prospek kebijakan Federal Reserve semakin buram, apalagi rapat suku bunga berikutnya tinggal beberapa minggu lagi.

Michael Field, Chief Equity Strategist Morningstar, menyebut lonjakan emas kali ini dipicu shutdown AS. “Shutdown pemerintahan AS hanyalah pemicu terakhir,” ujarnya.

Ia menambahkan ada banyak faktor lain yang membebani pasar. “Dua konflik besar yang sedang berlangsung, instabilitas politik di Prancis, tarif baru yang diumumkan, semuanya menciptakan ketidakpastian besar bagi investor. Dan ketika situasi makin sulit, emas selalu mendapat dorongan,” kata Field.

Philippe Gijsels, Chief Strategy Officer BNP Paribas Fortis, sudah lama memperkirakan emas bisa menembus US$4.000. Kini ia semakin yakin target itu bisa dilewati. “Emas semakin mendekati target US$4.000 yang kami tetapkan sekitar satu setengah tahun lalu,” jelasnya.

Menurut Gijsels, pergerakan emas tahun ini berbeda. “Dulu kenaikannya hanya didorong pembelian bank sentral sementara investor justru menjual. Tapi sejak awal tahun, investor ikut masuk sehingga mempercepat kenaikan harga,” ungkapnya.

Ia menilai kondisi inflasi yang masih tinggi dan ketidakpastian global membuat investor beralih dari strategi portofolio klasik ke aset keras seperti emas. “Kita masih di tahap awal. Emas dan investasi terkait emas baru sekitar 2% dari rata-rata portofolio global. US$4.000 bukan akhir, ini baru awal dari bull market terkuat logam mulia yang pernah ada,” tegas Gijsels.

Sementara itu, UBS Strategist Joni Teves menilai emas masih belum cukup banyak dimiliki investor. “Kami memperkirakan reli emas akan berlanjut dalam beberapa kuartal ke depan, didorong posisi investor yang terus bertambah dan basis investor yang semakin luas,” ujarnya.

Teves menyebut pelemahan dolar dan penurunan suku bunga riil menjadi katalis tambahan. Meski begitu, UBS memperkirakan reli emas mulai mereda pada akhir 2026, seiring berakhirnya siklus pelonggaran The Fed dan membaiknya kondisi ekonomi.

“Meski nanti ada koreksi, peran emas kini sudah bergeser menjadi bagian inti dalam alokasi aset strategis. Harga emas kemungkinan akan bertahan di level tinggi secara historis dalam jangka panjang,” tutup Teves.

- Advertisement -

Artikel Terkait

Harga Emas Dunia Tergelincir Saat Libur Thanksgiving, Ternyata Ini Penyebabnya!

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak turun tipis...

Libur Thanksgiving Bikin Pasar Sepi, Harga Minyak Dunia Naik Tipis Gara-gara Isu Perang

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak dunia bergerak naik pada...

Harga Emas Dunia Menguat Seiring Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga The Fed

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak naik dan...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru