STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia mencetak rekor baru pada penutupan perdagangan Selasa (14/10/2025) waktu setempat atau Rabu pagi (15/10/2025) WIB. Harga logam mulia ini berhasil menembus level US$4.100 per ons troy. Kenaikan ini terjadi karena pasar semakin yakin The Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga, di tengah meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China.
Mengutip CNBC International, harga emas spot naik 0,4% ke US$4.126,47 per ons setelah sempat menyentuh rekor tertinggi US$4.179,48 di awal sesi perdagangan. Sementara kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Desember menguat 0,2% menjadi US$4.142,60.
Reli ini memperpanjang lonjakan harga emas yang sudah melesat 57% sejak awal tahun dan untuk pertama kalinya menembus ambang US$4.100 pada awal pekan.
Kenaikan tajam emas dipicu banyak faktor. Mulai dari ketidakpastian geopolitik, ekspektasi pemangkasan suku bunga, pembelian agresif oleh bank sentral, hingga arus masuk besar ke dana investasi berbasis emas (exchange-traded fund atau ETF).
Analis dari Bank of America dan Societe Generale memperkirakan harga emas bisa menembus US$5.000 per ons pada 2026 jika tren positif ini berlanjut.
“Ketegangan perdagangan AS-China, penutupan pemerintahan AS, serta ekspektasi pelonggaran moneter lebih lanjut dari The Fed menjadi faktor utama yang menopang harga emas,” kata Peter Grant, Wakil Presiden dan Senior Metals Strategist di Zaner Metals.
Ia menilai ancaman Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan tarif 100% terhadap barang-barang asal China, disertai kebijakan saling membalas berupa biaya pelabuhan dari kedua negara, bisa mendorong harga emas mencapai US$5.000 per ons pada pertengahan tahun depan.
Trump dijadwalkan bertemu Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan akhir bulan ini. Pertemuan ini diharapkan bisa meredakan ketegangan setelah Beijing membatasi ekspor mineral langka dan Trump mengancam tarif tiga digit yang membuat pasar global gonjang-ganjing.
Investor kini menunggu pidato Ketua The Fed Jerome Powell di pertemuan tahunan NABE malam ini. Pasar berharap Powell memberi sinyal lebih jelas soal arah kebijakan moneter ke depan. Banyak pelaku pasar memperkirakan ada pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan ini dan penurunan serupa pada Desember.
Dalam situasi suku bunga rendah, emas yang tidak memberikan imbal hasil tetap menjadi pilihan menarik bagi investor.
Sementara itu, harga perak sempat menembus rekor US$53,60 per ons sebelum turun 2,9% ke US$50,81. “Koreksi ini mencerminkan pasar yang terlalu panas, namun perak masih akan mendapat dukungan jika reli emas terus berlanjut,” tulis analis Commerzbank dalam catatan risetnya.
Logam mulia lain justru melemah. Harga platinum turun 1,5% ke US$1.621,50 per ons, sedangkan palladium turun 0,7% ke US$1.464,42 per ons.