STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia turun pada penutupan perdagangan Rabu (29/1/2025) waktu setempat atau Kamis pagi (30/1/2025) WIB. Penurunan ini disebabkan oleh menguatnya dolar AS dan naiknya imbal hasil obligasi. Keputusan Federal Reserve (The Fed) yang mempertahankan suku bunga sesuai ekspektasi ternyata mengecewakan pasar. Pasalnya, tidak ada kepastian mengenai pemangkasan bunga di masa depan.
Mengutip CNBC International, harga emas spot tercatat turun 0,4% menjadi US$2.753,86 per ounce. Sementara itu, emas berjangka AS justru naik tipis 0,1% ke US$2.779,80, memperlebar selisih harga dengan emas fisik.
Kenaikan dolar sebesar 0,3% membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Selain itu, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun juga naik, sehingga emas yang tidak memberikan bunga menjadi kurang menarik.
Reaksi pasar menunjukkan ketidakpuasan terhadap pernyataan The Fed yang lebih hawkish dari perkiraan. Meskipun suku bunga tetap, bank sentral AS tidak memberi petunjuk jelas mengenai kapan akan memangkas biaya pinjaman.
Keputusan ini sebenarnya sudah banyak diperkirakan. The Fed telah memangkas suku bunga tiga kali sepanjang 2024, dengan total penurunan 1%.
Beberapa analis melihat keputusan The Fed ini sebagai upaya untuk menunjukkan independensinya di tengah tekanan politik. Sebelumnya, Presiden AS menginginkan suku bunga lebih rendah, namun bank sentral tetap mempertahankan kebijakan yang ada.
Ekspektasi pasar pun kini bergeser. Pelaku pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga baru akan terjadi pada Juni. Ketua The Fed, Jerome Powell, juga menyebut bahwa saat ini masih terlalu dini untuk menilai dampak kebijakan Presiden AS terhadap perekonomian.
Pekan lalu, harga emas sempat mendekati rekor tertinggi setelah komentar Presiden AS yang mendukung suku bunga rendah. Lingkungan suku bunga rendah memang biasanya membuat emas lebih menarik karena tidak memberikan imbal hasil. Namun, dengan sinyal The Fed yang masih menunggu data ekonomi berikutnya, investor kini lebih berhati-hati. Harga emas pun kembali tertekan di tengah ketidakpastian pasar.