Rabu, Agustus 20, 2025
33.7 C
Jakarta

Harga Minyak Dunia Anjlok Lagi, Ternyata Ini Penyebabnya!

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia melemah pada penutupan perdagangan Senin (30/6/2025) waktu setempat atau Selasa pagi (1/7/2025) WIB. Penurunan ini terjadi seiring meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan munculnya prospek peningkatan pasokan dari OPEC+.

Mengutip CNBC International, harga minyak mentah berjangka Brent turun 16 sen atau 0,24% menjadi US$67,61 per barel, di London ICE Futures Exchange.

Adapun harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) melemah 41 sen atau 0,63% mencapai US$65,11 per barel, di New York Mercantile Exchange.

Pelemahan ini melanjutkan tren negatif yang terjadi pekan lalu. Kedua patokan harga tersebut mencatat penurunan mingguan terbesar sejak Maret 2023. Namun secara bulanan, harga minyak tetap mencatat kenaikan lebih dari 5% untuk bulan kedua berturut-turut di Juni.

Lonjakan harga minyak sempat terjadi setelah pecahnya konflik antara Israel dan Iran pada 13 Juni lalu. Saat itu, Brent sempat melambung ke atas US$80 per barel setelah AS ikut membombardir fasilitas nuklir Iran. Namun setelah Presiden Donald Trump mengumumkan gencatan senjata antara kedua negara, harga minyak langsung merosot ke level US$67.

“Pasar telah menghapus sebagian besar premi risiko geopolitik dari harga setelah gencatan senjata Iran-Israel,” kata analis pasar IG, Tony Sycamore.

Di sisi lain, tekanan pada harga juga datang dari kabar bahwa OPEC+ kemungkinan akan menambah produksi minyak. Empat delegasi menyebut kelompok produsen ini akan menaikkan produksi sebesar 411.000 barel per hari pada Agustus. Ini akan menjadi kenaikan produksi kelima sejak pemangkasan mulai dilonggarkan pada April.

OPEC+ dijadwalkan bertemu pada 6 Juli mendatang untuk memfinalisasi keputusan tersebut. Sebelumnya, kelompok ini telah menambah produksi dengan besaran serupa untuk bulan Mei, Juni, dan Juli.

Dari Amerika Serikat, jumlah rig minyak yang beroperasi—indikator awal produksi—turun sebanyak enam unit menjadi 432 pekan lalu. Ini merupakan jumlah terendah sejak Oktober 2021, menurut laporan dari Baker Hughes.

Artikel Terkait

Wall Street Bergerak Datar, Investor Menunggu Laporan Retail dan Catatan Fed

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Wall Street ditutup bervariasi pada akhir perdagangan...

Bursa Eropa Menguat, Saham Pertahanan Jatuh Usai Pertemuan Trump-Zelenskyy

STOCKWATCH.ID (LONDON) – Bursa saham Eropa ditutup menguat pada...

Bursa Asia Merosot, Saham SoftBank Jatuh Setelah Umumkan Investasi US$2 Miliar di Intel

STOCKWATCH.ID (TOKYO) – Bursa saham Asia-Pasifik ditutup dengan tren...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru