Kamis, Agustus 7, 2025
33.9 C
Jakarta

Harga Minyak Dunia Anjlok! Stimulus China Tak Berhasil Angkat Sentimen Pasar

STOCKWATCH.ID (NEWYORK) – Harga minyak mentah dunia merosot lebih dari 2% pada penutupan perdagangan hari Senin (11/11/2024) waktu setempat atau Selasa pagi (12/11/2024) WIB. Pasar kecewa dengan stimulus terbaru dari China yang tidak mampu mendongkrak permintaan dari negara konsumen minyak terbesar kedua di dunia ini.

Mengutip CNBC International, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember 2024 turun sebesar US$2,34 atau 3,32%, berakhir di level US$68,04 per barel, di New York Mercantile Exchange.

Adapun harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Januari 2025 merosot US$2,04 atau 2,76%, menjadi US$71,83 per barel, di London ICE Futures Exchange. Penurunan ini melanjutkan tren pelemahan yang terjadi sejak Jumat lalu.

Menurut Phil Flynn, analis senior Price Futures Group, hasil pemilu AS yang dimenangkan oleh Donald Trump juga memengaruhi pasar. “Janji Trump untuk ‘drill baby, drill’ telah mengurangi insentif bagi investor untuk mengambil posisi panjang pada minyak,” ungkap Flynn.

Selain itu, penguatan dolar AS ikut menekan harga minyak. Kuatnya dolar membuat minyak, yang diperdagangkan dalam mata uang AS, menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya sehingga menurunkan minat beli komoditas ini.

Dari sisi permintaan, China melaporkan kenaikan harga konsumen yang melambat ke titik terendah dalam empat bulan pada Oktober, sementara deflasi harga produsen semakin dalam. Data ini menambah kekhawatiran pasar akan risiko deflasi di China, meski pemerintah telah berusaha menggairahkan ekonomi melalui stimulus.

Achilleas Georgolopoulos, analis pasar dari broker XM, menyatakan, “Angka inflasi China kembali melemah, dan pasar khawatir akan deflasi, terutama karena indeks harga produsen makin tertekan ke wilayah negatif… momentum ekonomi China tetap negatif.”

Dari sisi pasokan, Bank of America Securities memprediksi bahwa produksi minyak dari negara non-OPEC akan tumbuh sebesar 1,4 juta barel per hari pada 2025 dan 900.000 barel per hari pada 2026. Peningkatan ini dinilai berpotensi memberikan tekanan tambahan bagi OPEC+ untuk menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan minyak global.

Dalam laporan tersebut, Bank of America menyebut bahwa potensi pasokan berlimpah ini menjadi tantangan besar bagi OPEC+. “OPEC+ menghadapi tantangan yang sulit dan mungkin perlu penyesuaian tambahan jika keseimbangan terus memburuk,” demikian tercatat dalam laporan.

Pada akhir September lalu, OPEC+ sempat mengumumkan rencana untuk menambah pasokan minyak sebesar 180.000 barel per hari pada Desember. Namun, kesepakatan terbaru di antara anggota OPEC+ memutuskan untuk menunda peningkatan pasokan tersebut hingga Januari.

Artikel Terkait

Harga Emas Dunia Turun Tipis, Investor Ambil Untung Jelang Keputusan Trump Soal The Fed

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia ditutup melemah tipis pada...

Harga Minyak Melemah, Pasar Tunggu Kepastian Sanksi Baru AS ke Rusia

STOCKWATCH.ID (HOUSTON) – Harga minyak mentah dunia kembali ditutup...

Harga Emas Mandek, Dolar AS Masih Terlalu Kuat

STOCKWATCH.ID (CHICAGO) – Harga emas dunia bergerak stabil pada akhir...

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer 7 Hari

Berita Terbaru